Vokalis Band Radja Ian Kasela maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) 2019 DPR RI dari Dapil Kalsel 1 meliputi 8 kabupaten, yakni Barito Kuala (Batola), Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan, dan Tabalong.
Seperti apa kemantapan Ian Kasela terjun di dunia politik? Berikut penuturannya dalam wawancara dengan Gesuri.id.
Anak band melangkah untuk menjadi Politisi, apa motivasinya?
Kita ingin ke DPR itu disana segala bentuk kebijakan dan Undang-undang (UU) dibuat. Gue pengin ikut dalam kebijakan itu sendiri, makanya gue tertarik maju ke Senayan sebagai anggota DPR RI.
Gue tertarik saat ini, kalau tawaran sejak 2014 dari parpol lain sudah ada. Tapi. tertarik dari hati ya sejak sekarang, tahun ini gayung bersambut bagi gue.
Apa yang menjadi Inspirasi terjun ke politik?
Secara detail dan khusus enggak ada. Sekarang ini yang ramai dan open politik, membuat pikiran gua terbuka. Di rumah juga, gue punya tv untuk melihat hal-hal berbau politik. Disitu gue ikutin, sosok siapa hampir semua politisi.
Jujur gue teman-teman entertain ikut care atau peduli. Entertain jauh dari korupsi, gue berharap banyak teman seprofesi ikut dalam parlemen, sedikit clearkan dengan mindset kita di entertain, tidak kenal jasa atau lobi. Supaya bisa menghapus politik itu kotor.
Banyak politisi senior kita memberikan janji. Entah terpaut durasi menjabat, waktu mereka. Gue menghindari apa visi dan janji gue ke masyarakat. Gue memberikan contoh, gue enggak mau banyak omong tapi banyak perbuatan.
Maju pakai nama asli Iandika Mulya Ramadhan atau Ian Kasela?
Nama Kasela menempel di kehidupan dan karir gue. Ian Kasela sebagai vokalis Radja, hakim mengenal gue Ian Kasela. Makanya gue jadiin aja di Kartu Tanda Penduduk (KTP) Ian Kasela. Pengadilan sudah mengesahkan nama gue Ian Kasela, diputus pengadilan sebelum Lebaran kemarin.
Disiapin buat nyaleg?
Jauh, gue sebelum lebaran. Sebelum diterima partai nama gue udah disahkan jadi Ian Kasela.
Banyak partai menawarkan, kenapa mau PDI Perjuangan?
Tujuan gue pengin duduk di DPR RI, yah PDI Perjuangan merupakan kendaraan yang tepat yang bisa mengantarkan gue kesana.
Kalau lolos maju ke Senayan, harapannya di Komisi berapa?
Bicara nomor urut dan dapil, tergantung pimpinan. Terserah menempatkan gue dimana, gue sendiri yah berbicara, basic enggak bisa dipungkiri di seni. Berhubungan dengan itu Komisi X, gue berharap disitu, itu lah yang berhubungan dengan KKN disitu. Itu bukan alat untuk lobi melobi. Gue mau mengembangkan dan memang sesuai. Kalau tidak sesuai tidak bagus juga.
Jika sudah duduk di kursi DPR RI, berencana merubah penampilan?
Kalau memang etika dan tata krama atau tuntutan anggota terhormat, gue harus siap. Gue disini melangkah dengan kesiapan. Apapuin konsekuensinya siap.
Tetap dengan ciri khas kacamata hitam?
Kacamata tidak mengganggu, kacamata hitam yah udah jadi identik gue. Selebihnya kayak rambut dan pakaian gue akan sesuaikan.
Meninggalkan style rock?
Bisa dimana dan kapanpun.
Jika tepilih apakah siap meninggalkan panggung musik?
Gue balik lagi ke aturan dan tuntutan. Kalau diharuskan fokus politik, ya udah. Ini konsekuensi dan resiko yang udah gue ambil.
Soal kacamata, apakah memang pengoleksi kacamata?
Kacamata bukan hobi, tapi identitas dan karakter. Kalau ada yang unik dan pantes, sejak 2006 gue beli dari berbagai negara kalau unik gue beli. Kalau enggak cocok enggak kepake. Sudah ratusan dihitung sama yang patah-patah dan dikasih ke fans.
