Ponorogo, Gesuri.id – Pagi itu halaman Mapolres Ponorogo tampak berbeda. Karpet digelar, piring-piring sederhana disiapkan, dan aroma nasi campur dengan soun, daging, serta tempe tercium di udara.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, tak duduk di kursi empuk atau meja resmi, melainkan lesehan bersama ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang hadir.
“Sarapan dengan nasi campur ada soun, daging, tempe, bersama ojol,” ucap Sugiri sambil tersenyum di Polres Ponorogo, Rabu (3/9).
Suasana cair dan akrab segera terasa. Tak ada jarak antara bupati, kapolres, jajaran Forkopimda, dan para pengemudi ojol yang sehari-hari bergelut di jalanan. Mereka makan bersama, bercengkerama, dan berbagi cerita di balik kesederhanaan acara.
Bagi Sugiri, kebersamaan ini bukan sekadar makan pagi. Ia menyebut, sarapan lesehan bersama driver ojol merupakan bentuk bakti sosial sekaligus penghargaan. “Terima kasih pak kapolres yang menginisiasi untuk baksos kepada teman-teman ojol. Kemarin berkeringat bersama-sama, dan alhamdulillah didukung semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali apapun stratanya,” ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan itu juga menitipkan harapan agar Ponorogo senantiasa aman dan damai. “Kita gotong royong serentak untuk jaga Ponorogo agar damai, indah, nyaman sentosa. Anak sekolah, orang kerja biar nyaman. Itu mimpi kita bersama-sama,” terangnya.
Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, menambahkan kegiatan ini juga disertai pembagian sembako untuk para driver ojol. “Ini wujud apresiasi dari pemkab, bupati, dan forkopimda. Teman-teman ojol dari Minggu sampai sekarang turut serta menjaga keamanan di Ponorogo,” katanya.
Apresiasi itu disambut baik oleh komunitas ojol. Hendro Cahyono, salah satu perwakilan pengemudi, menegaskan bahwa mereka akan terus menjaga nilai-nilai kebersamaan. “Kami tidak akan pernah mentolerir aksi-aksi anarkis yang merusak tatanan sosial dan keharmonisan. Sebagai komunitas ojol yang berpijak pada nilai kemanusiaan, kami berkomitmen mengawal isu-isu yang berkaitan dengan ojol,” tegasnya.
Di balik nasi campur dan lesehan sederhana itu, ada pesan kuat tentang persaudaraan. Bahwa keamanan dan kedamaian Ponorogo bukan hanya tugas aparat atau pejabat, tapi hasil gotong royong seluruh masyarakat—termasuk para pengemudi ojol yang setiap hari jadi bagian denyut nadi kota.