Ikuti Kami

Lawan Stunting, HaloPuan Tanam Pohon Kelor di Bandung

Langkah ini guna melawan stunting, atau kondisi gagal tumbuh karena gizi buruk kronis.

Lawan Stunting, HaloPuan Tanam Pohon Kelor di Bandung
HaloPuan, lembaga sosial Ketua DPR Puan Maharani menanam bibit kelor.

Bandung, Gesuri.id - HaloPuan, lembaga sosial Ketua DPR Puan Maharani menanam satu bibit kelor di depan kantor Kelurahan Babakan Surabaya, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Rabu (12/1).

Langkah ini guna melawan stunting, atau kondisi gagal tumbuh karena gizi buruk kronis.

Bibit kelor itu ditanam di “Buruan SAE” (lahan pertanian kota), depan kantor Kelurahan Babakan Surabaya. “Ini bukti Ibu Puan Maharani dan PDI Perjuangan peduli pada hal-hal kecil tapi penting di tengah rakyat,” ujar Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha.

Dalam kesempatan itu, HaloPuan membawa 15 bibit kelor yang diserahkan kepada 15 RW di Babakan Surabaya.

Baca: PDI Perjuangan Gelar Festival Kuliner Pendamping Beras

Koordinator HaloPuan Poppy Astari mengatakan penanaman kelor ini dilakukan agar warga bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan pangan, terutama dalam melawan stunting. “Kelor sudah teruji mampu mengatasi malnutrisi di sejumlah negara di Afrika, dan di Flores Timur, NTT, pemanfaatan bubuk daun kelor berhasil menurunkan angka stunting,” tambahnya.

Di Kota Bandung, angka stunting sebenarnya berada di bawah angka rata-rata nasional, yakni 8,93% pada 2021 (prevalensi nasional sekitar 27%). Namun demikian, menurut Poppy, Gerakan Melawan Stunting tidak hanya menyasar balita yang mengalami stunting saja. “Kita justru harus berupaya mencegah stunting sebelum kondisi ini terjadi pada siapa pun,” katanya.

Oleh karena itu, gerakan HaloPuan ini memiliki sasaran warga dengan sejumlah kriteria. Mereka tentu saja balita yang mengalami stunting, ibu menyusui, ibu hamil, pasangan usia subur, calon pengantin, dan kader-kader posyandu.

Selain harus dilawan sejak awal, stunting juga harus dilawan bersama-sama. “Bukan hanya kader PDI Perjuangan di tingkat anak cabang, ranting, dan anak ranting, tapi juga terutama kader posyandu dan kader PKK,” tambah Poppy.

Baca: BPEK Jawa Timur Gelar Festival Kuliner Pendamping Beras

Nico menyatakan stunting bukan masalah sepele. “Kita ingin Indonesia Emas 2045 diisi oleh generasi-generasi sehat dan cerdas. Karena itu, kita bersama punya PR supaya asupan anak-anak kita bergizi, sehingga mereka bebas dari stunting,” kata Nico yang menekankan kepada ibu-ibu peserta kegiatan agar berupaya membuat makanan sendiri untuk anak-anak mereka.

Relawan HaloPuan Muhammad Chotim menjelaskan bahwa bubuk daun kelor bisa diolah menjadi berbagai menu makanan yang enak dan menarik. Selain kaya mikronutrisi, protein, dan karbohidrat, bubuk kelor tak akan mengubah rasa makanan atau masakan. Dia menunjukkan puding bubuk daun kelor yang diolah oleh kader PKK Babakan Surabaya.

“Sebelumnya, di Kota dan Kabupaten Cirebon, ibu-ibu PKK dan posyandu mengolah bubuk daun kelor menjadi bubur sumsum,” katanya.

Seraya menjejerkan satu per satu pengurus partai tingkat anak cabang dan ranting di hadapan peserta kegiatan, Achmad Nugraha menegaskan bahwa pengurus PDI Perjuangan harus tahu apa itu stunting, sebab Ketua Umum Megawati Sukarnoputri telah menugaskan mereka untuk terus mengadvokasi warga yang menghadapi stunting.

“Ibu-ibu, lihat dan hapalkan wajah-wajah mereka. “Sudah tugas mereka membantu ibu-ibu dengan tulus,” tambah Achmad Nugraha yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bandung.

Quote