Ikuti Kami

Rudianto Tjen Terus Menguat di Hati Masyarakat Selama Lebih dari Dua Dekade Mengabdi

Sejak pertama kali duduk di kursi DPR RI pada 2004, ia tidak pernah absen mendapat mandat publik hingga kini masuki periode kelima 2024–2009

Rudianto Tjen Terus Menguat di Hati Masyarakat Selama Lebih dari Dua Dekade Mengabdi
Anggota Komisi I DPR RI asal Daerah Pemilihan Bangka Belitung, Rudianto Tjen, terus menguat di hati masyarakat.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI asal Daerah Pemilihan Bangka Belitung, Rudianto Tjen, terus menguat di hati masyarakat. Selama lebih dari dua dekade mengabdi di Senayan, ia tampil dengan karakter yang konsisten: rendah hati, taat konstitusi, dan tulus dalam membela kepentingan rakyat. Di tengah dinamika politik nasional, Rudianto tetap menjaga kesederhanaan, menempatkan politik sebagai amanah, bukan sekadar perebutan kuasa.

Kepercayaan rakyat Bangka Belitung terhadap dirinya terjaga dari periode ke periode. Sejak pertama kali duduk di kursi DPR RI pada 2004, ia tidak pernah absen mendapat mandat publik hingga kini memasuki periode kelima 2024–2029. Capaian itu menjadi bukti nyata konsistensi dan kerja yang berkesinambungan. Menurut Rudianto, mandat rakyat hanya sah jika dijalankan sesuai konstitusi dan hukum, sebab ketaatan pada aturan adalah landasan dari demokrasi yang sehat.

Ketekunan Rudianto juga tampak dari perannya di internal partai. Sebagai Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan periode 2025–2030, ia dipercaya mengemban tanggung jawab yang menuntut integritas dan ketelitian tinggi. Meski menjabat posisi strategis, ia tetap sederhana dalam keseharian. Gaya hidupnya jauh dari kesan berlebihan, dan di mata kader, ia tetap sosok yang membumi. Jabatan tidak membuatnya meninggi, melainkan memperkuat komitmen untuk melayani dengan rendah hati.

Bagi masyarakat kecil, nama Rudianto identik dengan Rudi Center, lembaga sosial yang ia dirikan untuk membantu warga Bangka Belitung. Melalui Rudi Center, rumah singgah di Jakarta disediakan bagi pasien asal Babel yang berobat, lengkap dengan pendampingan dan bantuan kebutuhan sehari-hari. Sejak 2023 hingga pertengahan 2024, ratusan pasien terbantu. Fasilitas ini menjadi wujud nyata keberpihakan seorang wakil rakyat yang hadir di saat masyarakat benar-benar membutuhkan.

Selain rumah singgah, program operasi katarak gratis yang digelar secara rutin juga menjadi bukti nyata kepeduliannya. Ribuan warga telah mendapat manfaat dari kegiatan ini, yang mengembalikan penglihatan dan semangat hidup mereka. Senyum syukur para penerima bantuan kesehatan menjadi penanda bahwa politik dapat memberikan manfaat langsung, bukan sekadar janji di ruang rapat. Dengan program-program seperti ini, kiprah Rudianto semakin dekat dengan hati masyarakat.

Dalam menjalankan perannya, Rudianto selalu menekankan prinsip politik merangkul. Ia meyakini bahwa keberagaman pandangan adalah bagian dari demokrasi. Dicaci tidak membuatnya goyah, diserang tidak membuatnya membalas, dan berbeda pendapat tidak menjadikannya bermusuhan. Sikap ini sejalan dengan perannya sebagai legislator yang menjunjung tinggi konstitusi dan ruang musyawarah. 

“Ia bukan sosok sentimental, tapi empatinya kuat. Ia selalu memilih jalan merangkul dan mengedepankan dialog,” kata Aboul A’la Almaududi, SH, alumni Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mantan aktivis HMI dan aktivis ’98, yang kini menjabat Ketua DPD GARIS Babel sekaligus Ketua PD Inaker Babel.

Komitmen Rudianto terhadap konstitusi juga tercermin dalam kiprahnya di Senayan. Setiap proses legislasi ia pandang sebagai amanah untuk menjaga marwah hukum dasar negara. Ia kerap menekankan pentingnya kebijakan yang lahir tetap sejalan dengan konstitusi, karena di situlah letak keadilan dan perlindungan rakyat. Dengan sikap ini, ia ingin memastikan bahwa keputusan politik berpijak pada prinsip negara hukum yang demokratis, bukan pada kepentingan sesaat.

Inspirasi politik Rudianto banyak bersumber dari ajaran Bung Karno. Ia menegaskan pentingnya nilai kerakyatan, persatuan, dan keadilan sosial sebagai fondasi perjuangan. Semangat nasionalisme yang digali dari Bung Karno diterjemahkannya dalam kerja nyata: menjaga harmoni di tengah keberagaman dan memastikan politik berpihak pada rakyat kecil. Tak heran bila banyak kader PDI Perjuangan di Bangka Belitung menempatkannya sebagai teladan dalam sikap dan kesederhanaan.

Citra publik terhadap Rudianto juga semakin kuat melalui perhatiannya terhadap kualitas informasi. Ia menekankan pentingnya peran media dan lembaga penyiaran dalam memberikan informasi yang jernih, berimbang, dan mendidik, terutama saat pemilu. Menurutnya, informasi yang sehat adalah kunci agar masyarakat bisa menentukan pilihan politik secara bijak. Pandangan ini menunjukkan keseriusannya dalam memastikan demokrasi berjalan secara adil dan transparan.

Julukan “The Spirit of Socialism” yang disematkan kepadanya mencerminkan filosofi perjuangannya. Sosialisme yang diyakininya bukan sekadar slogan, melainkan semangat untuk membangun kebersamaan dan memperluas kesejahteraan rakyat. Dari rumah singgah, operasi katarak, hingga dialog kebangsaan lintas agama, semua menjadi potret sosialisme yang hidup dalam tindakan nyata. Dengan rekam jejak panjang, kepedulian tulus, dan konsistensi menjaga kepercayaan rakyat, Rudianto Tjen tampil sebagai politisi yang menempatkan pengabdian di atas kepentingan pribadi. Kehadirannya menunjukkan bahwa politik bisa dijalankan dengan hati nurani, tanpa kehilangan kesederhanaan dan rasa hormat, sekaligus menegaskan arti sejati dari sikap taat konstitusi.

Tak berlebihan bila Aboul A’la Almaududi, SH, Ketua DPD GARIS Babel sekaligus Ketua PD Inaker Babel, menyematkan julukan “The Spirit of Socialism” kepada Rudianto Tjen. Sebuah sebutan yang lahir dari pengamatan panjang, sekaligus penghormatan atas kiprah politik yang konsisten berpihak pada rakyat kecil dan menjaga marwah demokrasi.

Quote