Ikuti Kami

Sekolah Vokasi Ganjar Pranowo bagi Infrastruktur Hijau Indonesia di Masa Depan

“Yuk kita proyeksikan apa nanti yang kurang. Hipotesisnya satu, SDM kita. Maka SDM kita inilah yang mesti kita dorong”.

Sekolah Vokasi Ganjar Pranowo bagi Infrastruktur Hijau Indonesia di Masa Depan
Ganjar Pranowo dalam Rakernas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Infrastruktur di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Jateng, baru-baru ini.

Semarang, Gesuri.id - Capres Ganjar Pranowo telah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil untuk membangun infrastruktur hijau Indonesia di masa depan. Dimulai melalui sekolah vokasi di Jateng.

Baca: Bus Ramah Difabel Ganjar Pranowo Diharapkan Lebih Banyak ke Depannya

Hal itu dikatakan Ganjar dalam Rakernas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Infrastruktur di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Jateng, baru-baru ini.

“Yuk kita proyeksikan apa nanti yang kurang. Hipotesisnya satu, SDM kita. Maka SDM kita inilah yang mesti kita dorong,” katanya.

Yang dilakukan Ganjar untuk meningkatkan kualitas SDM, di antaranya mendirikan SMKN Jateng . Sekolah itu mengusung model boarding school, dengan menggratiskan biaya sekolah, makan, dan mess, untuk siswa dari keluarga tidak mampu.

Saat ini sudah bediri tiga SMKN Jateng, yakni di Semarang, Pati, dan Purbalingga. Semua sekolah itu dilengkapi fasilitas penunjang belajar, kesempatan beasiswa luar negeri, dan kerja sama industri penyerap tenaga kerja.

Ganjar memproyeksikan SDM yang lahir dari SMKN Jateng, sebagai generasi pembangun infrastruktur hijau di masa depan. Sehingga, roda perekonomian yang 10 tahun dibangun Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bisa dilanjutkan.

“SDM sekarang mesti kita genjot, sehingga yang memelihara dan mengembangkan infrastruktur ke depan, termasuk yang orientasi pada teknologi ramah lingkungan, insyaallah bisa kita dapatkan,” jelasnya.

Ganjar mengatakan, SDM di Indonesia akan semakin gencar menggerakan infrastruktur hijau, apabila SMKN Jateng direplikasi ke seluruh provinsi di Indonesia. Apalagi, kurikulumnya telah disesuaikan dengan kebutuhan industri penggerak ekonomi hijau.

“Maka kalau desain itu dari awal bisa kita lakukan dengan baik, maka SMK itu menjadi on the job training dalam waktu panjang, tiga tahun, dan ketika lulus pasti terserap,” ujarnya.

Ketua PP Kagama itu berharap, infrastruktur hijau di masa depan dapat terus dikembangkan. Agar Indonesia semakin hebat, dan sejajar dengan negara-negara maju di dunia.
“Nanti infrastrukturnya pun diarahkan pada green technology. Ini menurut saya adalah sesuatu yang responsif dan peka terhadap kondisi lingkungan,” pungkasnya.

Selain tiga SMKN Jateng, Ganjar juga menyiapkan 15 sekolah vokasi semi boarding serupa SMKN Jateng, untuk menciptakan SDM pembangun infrastruktur hijau. Ke-15 sekolah tersebut antara lain, SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, dan SMKN 1 Tulung Klaten.

Kemudian SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.

Baca Ganjar Pranowo Bukanlah Pemimpin Retorika

Ganjar juga sedang memperbanyak jumlah SMK di remote area yang belum memiliki sekolah negeri, di 17 kecamatan se-Jateng. Di antaranya Kecamatan Pagentan (Banjarnegara), Kecamatan Tawangmangu (Karanganyar), Dusun Rahtawu Kecamatan Gebog (Kudus), Kecamatan Kemalang (Katen), Kecamatan Pancur (Rembang), Kecamatan Karangtengah (Demak), Kecamatan Batuwarno (Wonogiri), Kecamatan Poncowarno (Kebumen), dan Kecamatan Tlogomulyo (Temanggung).

Kemudian di Kecamatan Bejen (Temanggung), Kecamatan Gladagsari (Boyolali), Kecamatan Kalikotes (Katen), Kecamatan Tamansari (Boyolali), Kecamatan Ngaringan (Grobogan), Kecamatan Madukara (Banjarnegara), Kecamatan Kebonarum (Klaten), serta Kecamatan Wonosamodro (Boyolali).

Quote