Ikuti Kami

Abidin Fikri Harap Penyelenggaraan Ibadah Haji Lebih Adaptif

Abidin ingin agar Badan Pengelola (BP) Haji ke depan harus benar-benar memperhatikan lima poin evaluasi Pemerintah Arab Saudi.

Abidin Fikri Harap Penyelenggaraan Ibadah Haji Lebih Adaptif
Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Abidin Fikri.

Jakarta, Gesuri.id -:Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Abidin Fikri menilai, penyelenggaraan haji Indonesia harus lebih adaptif terhadap kebijakan otoritas Arab Saudi.

Untuk itu, Abidin ingin agar Badan Pengelola (BP) Haji ke depan harus benar-benar memperhatikan lima poin evaluasi Pemerintah Arab Saudi terhadap pelaksanaan haji Indonesia, seperti disampaikan melalui Nota Diplomasi untuk penyelenggaraan haji 2025. Ia juga minta  pelaksanaan ibadah haji yang dilaksanakan harus mengikuti aturan yang berlaku di Arab Saudi.

“Kita harus benar-benar adaptif terhadap kebijakan dari otoritas Arab Saudi. Jangan lagi ada keluh-kesah jika kebijakan berubah-ubah. Justru kita harus bersiap dan mampu menyesuaikan,” kata Abidin kepada wartawan, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Baca: Ganjar Tegaskan Negara Tak Boleh Kalah

Abidin menjelaskan, pelaksanaan ibadah haji harus baik karena bentuk penyelenggaraan negara yang melibatkan panitia negara. Di mana penyelenggaraan haji menggambarkan negara yang berlaku di Arab Saudi.

Lebih lanjut, Abidin juga membahas lima poin evaluasi Pemerintah Arab Saudi, Abidin menilai poin-poin tersebut merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan jemaah haji Indonesia.

“Evaluasi itu harus diimplementasikan. Itu semua demi keselamatan jemaah kita agar dapat beribadah dengan aman, sehat, dan nyaman,” tegas Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini.

Ia juga menyoroti pentingnya aspek istitho’ah (kemampuan) dalam konteks haji tidak hanya dilihat dari sisi finansial atau spiritual, tetapi juga kesiapan fisik jemaah. Menurutnya, ibadah haji adalah ibadah fisik yang membutuhkan kondisi tubuh yang prima agar dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah dengan optimal.

“Jadi, istitho’ah itu bukan hanya soal keuangan atau mental spiritual, tapi juga soal kesehatan fisik. Itu yang harus diterjemahkan ke dalam kebijakan dalam negeri kita,” pungkas Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini.

Baca: Ganjar Tolak Keputusan Pemerintah Masukan Mata Pelajaran AI

Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Mohamad Imran menyampaikan angka jemaah yang wafat terus bertambah. Memasuki hari ke-60 pelaksanaan ibadah haji, tercatat 418 jemaah wafat. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Penyebab dominan wafatnya jemaah haji adalah penyakit jantung. Seperti syok kardiogenik dan gangguan jantung iskemik akut, serta sindrom gangguan pernapasan akut pada orang dewasa. Tingginya angka kematian dan kesakitan pada jemaah haji Indonesia menjadi sorotan khusus oleh Kementerian Haji Arab Saudi. Imran menyampaikan bahwa tingginya angka kematian ini menjadi pengingat bagi seluruh pemangku kepentingan

Quote