Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, naik darah menyoroti sikap Kementerian Perhubungan dalam beberapa kasus kecelakaan kapal saat menghadiri rapat Komisi V DPR RI bersama Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/8).
Adian menyayangkan sikap Kementerian Perhubungan yang tidak tanggap mengatasi kecelakaan Kapal Feri. Seperti adanya korban meninggal dan sampai saat ini tidak ada tindak lanjut.
Adian mengaku sempat menghubungi Dirjen Perhubungan Laut namun tidak ada respons. Saking geramnya, Adian sampai-sampai menyebut tidak meminta proyek saat mengubungi Dirjen Perhubungan Laut dan Sekjen Kemenhub.
Adian Napitupulu menagih keterangan dari Kementerian Perhubungan atas kasus meninggalnya 6 Anak Buah Kapal (ABK) di Papua yang tewas tenggelam dalam kecelakaan kapal.
Sampai saat ini jasad korban tidak pernah ditemukan dan pemerintah seakan membiarkan tanpa mengusut kasus tersebut.
Ia juga mempertanyakan peran Syahbandar yang saat itu memberikan izin layar untuk kapal yang ternyata tidak selayaknya beroperasi dengan jarak 300 km.
"Salah satu kasus yang belum terungkap itu yang 6 orang ABK meninggal di Papua ya tenggelam. Ini sudah 2 tahun kasusnya belum terbongkar, jasadnya tidak ditemukan, Syahbandarnya membiarkan," kata Adian.
"Itu kapal kalau tidak salah jenisnya angkut dari pelabuhan ke kapal besar, tapi kemudian diberikan izin oleh Syahbandar kalau saya tidak salah kronologinya Itu dia berlayar sampai 300 km dan tenggelam ABK-nya hilang," kata Adian.
Adian lantas meminta keterangan langsung dari Dirjen Hubungan Laut terkait kasus yang terjadi 2 tahun yang lalu tersebut.
"Dirjen Hubungan Laut beberapa waktu lalu saya sempat kontak Dirjen Hubungan Laut untuk tanya kasus itu 2 tahun lalu kalau tidak salah dan sampai sekarang belum diusut sampai selesai. 6 orang tenggelam di laut Papua," tandasnya.
Pihak Kemenhub bahkan sempat lempar-lemparan kewajiban saat ditanya Adian. Politikus PDI Perjuangan itu pun mengaku kecewa karena sempat dijanjikan akan segera dihubungi namun hingga sekarang tidak ada kontak sama sekali dari pihak Hubla.
"Dirjen lautnya di sini ada pak? Ada enggak ya? Kayaknya saya kontak sekitar 1 bulan lalu...Saya kontak itu tidak untuk minta anggaran loh, saya kontak itu untuk nanya 6 orang yang meninggal di Papua dan bapak masih ada jawabannya sama saya," tegasnya.
Merasa dipermainkan, ia memarahi seluruh perwakilan dari Kemenhub. Menurutnya nyawa korban dianggap 'murah' oleh para pejabat di Kemenhub.
"Saya kontak balik pak setelah rapat dan saya tunggu sampai sekarang tidak ada. Mungkin nyawa 6 orang ini murah buat bapak, tapi tidak murah buat keluarganya."
"Mungkin tidak ada hubungannya bapak dengan mereka, tapi mereka itu ujung tombak nafkah keluarganya loh," ucapnya dengan penuh emosi.
Adian mempertanyakan alasan laporannya tidak direspons pihak Kemenhub. Ia juga sempat mempertanyakan sanksi yang harus diberikan untuk Sekjen Perhubungan atas peristiwa tersebut.
"Nah kalau kemudian saya kontak paling tidak direspons pak, percayalah saya tidak akan minta proyek sama bapak asli enggak akan bicara anggaran apapun sama bapak. Tapi ketika bapak tidak merespons dengan baik, menurut saya Pak Menteri, ada enggak sanksi buat Sekjen begini?" tandasnya.
Dengan rasa kecewa, Adian mengaku jijik dengan sikap para pejabat di Kemenhub yang tidak peduli dengan keadilan para korban.
"Maaf ya Pak Wamen ya menjijikan menurut saya bisa enggak peduli, Mungkin 6 orang itu mungkin cuma membayar sekian persen gaji bapak dari pajak mereka, tapi bagaimanapun juga mereka bayar pajak loh buat gaji kalian? Kok bisa enggak segitu pedulinya," pungkasnya.