Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, mengingatkan massa aksi yang berdemo di Gedung DPR agar tidak melakukan tindakan anarkis. Ia memastikan aspirasi masyarakat tetap akan diterima melalui Badan Penerima Aspirasi Masyarakat DPR RI.
"Tuntutan nanti Badan Penerima Aspirasi Masyarakat tentunya akan mengevaluasi berbagai masukan yang ada. Apakah hari ini sudah ketemu, saya belum mendapatkan informasi," ujar Aria Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/8/2025).
DPR Siap Tampung Kritik Masyarakat
Aria Bima menegaskan, DPR telah menyiapkan instrumen resmi untuk menampung aspirasi masyarakat, termasuk kritik terkait kebijakan yang sedang dibahas.
"Ada instrumen yang sudah dibuat oleh DPR untuk aspirasi-aspirasi yang masuk, termasuk kritik-kritik terhadap penambahan uang sewa rumah dan lain-lain," jelasnya.
Menurut Aria Bima, aksi massa di depan Gedung DPR kali ini cenderung berlebihan. Ia menyayangkan substansi demo tidak terekspos karena justru teralihkan oleh kericuhan.
"Yang penting jangan terlalu represif dari pihak aparat, dan dari pendemo juga jangan sampai ekspresi yang baik ini berubah menjadi anarki," ujarnya.
Ia menilai, yang muncul ke publik bukan lagi substansi tuntutan, melainkan bentrokan antara massa dan aparat.
"Yang terekspos bukan substansi untuk mendemo kenaikan harga atau pendapatan DPR, tapi malah gebu-gebukan sama gas air mata. Saya kira itu sangat saya sayangkan," imbuhnya.
Diketahui, demo di depan DPR RI sempat memanas hingga arus lalu lintas ditutup. Massa bahkan sempat masuk ke Tol Dalam Kota (Dalkot) sehingga menyebabkan kemacetan.
Aparat kemudian memukul mundur massa yang bergeser ke Jalan Gerbang Pemuda, pintu belakang DPR, hingga depan Kementerian Lingkungan Hidup. Menjelang malam, massa di belakang DPR mulai membubarkan diri setelah hujan mengguyur lokasi.
Sejumlah pelajar juga diketahui ikut dalam aksi. Hingga pukul 18.00 WIB, sebagian massa masih bertahan di kawasan Pejompongan.