Ikuti Kami

Charles Honoris Soroti SOP di SPPG

Opsi memberikan uang kepada orang tua murid misalnya. Sehingga orang tua murid bisa menyediakan makanan sendiri untuk anak-anaknya,

Charles Honoris Soroti SOP di SPPG
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris menyoroti standard operating procedure (SOP) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan mengusulkan sejumlah opsi untuk mencegah keracunan MBG terulang.

Awalnya, Charles meminta Badan Gizi Nasional (BGN) memperbaiki SOP penyediaan makan bergizi gratis. Dia mengatakan BGN juga harus mengawasi pelaksanaan SOP itu.

"Kami meminta agar BGN untuk bisa memperbaiki SOP. Dan juga mengawasi implementasi SOP di berbagai SPPG yang ada," ujar Charles kepada wartawan, Jumat (19/9).

Baca: Ganjar Pranowo Ungkap Masyarakat Takut dengan Pajak

Dia mengaku mendapat informasi dari Dinas Kesehatan terkait beberapa SPPG di Jakarta tidak menjalankan SOP dengan baik. Misalnya, kata dia, ditemukan tempat cuci alat makanan yang tidak higienis.

"Ditemukan SPPG-SPPG yang tidak memiliki alat tangkap serangga. Sehingga banyak sekali serangga atau lalat ya yang ada di SPPG tersebut," ucap Charles.

"(Dinas Kesehatan) menemukan bahwa penyiapan atau persiapan makanan yang akan disajikan untuk program MBG dilakukan di lantai," sambungnya.

Dia curiga kasus keracunan yang terjadi di sejumlah daerah akibat tidak dijalankannya SOP dari BGN dengan baik oleh SPPG. Selain itu, Charles juga mendorong BGN mencoba pola lain dalam penyediaan makan bergizi gratis. Misalnya, dengan melibatkan kantin atau dapur sekolah.

"Sehingga makanan yang disiapkan tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk dihidangkan," ujar Charles.

Charles mengatakan rata-rata persiapan bahan baku menu makan bergizi gratis dilakukan di pukul 23.00 atau malam sebelum distribusi. Makanan, katanya, dimasak pukul 04.00 dan dibungkus pukul 07.00.

Baca: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo

"Baru dihidangkan mungkin jam 11 (atau) jam 12 siang, sehingga jeda waktunya cukup panjang. Risiko kontaminasi juga tinggi, kontaminasi terhadap bakteri dan lain sebagainya," katanya.

Selain melibatkan kantin sekolah, Charles juga mendorong opsi lainnya. Dia mengusulkan memberikan uang kepada orang tua siswa agar bisa menyiapkan makan bergizi untuk anak masing-masing.

"Bahkan opsi memberikan uang kepada orang tua murid misalnya. Sehingga orang tua murid bisa menyediakan makanan sendiri untuk anak-anaknya," ujarnya.

Quote