Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung Budhi Condrowati, mengecam keras tindakan para guru dalam video dugaan kekerasan verbal terhadap seorang siswa SDN 1 Lengkukai, Kecamatan Kelumbayan Barat, Kabupaten Tanggamus
Menurutnya, kejadian ini merupakan bentuk kekerasan verbal yang tidak pantas terjadi di lingkungan pendidikan.
“Ini sangat disayangkan. Guru seharusnya menjadi pendidik, bukan hakim yang menghakimi. Apalagi ini baru sebatas tuduhan, belum tentu anak tersebut bersalah. Perilaku seperti ini bisa merusak mental anak dan menimbulkan trauma jangka panjang,” tegas Condro, Selasa (12/8).
Baca: Ganjar Miliki Kenangan Tersendiri Akan Sosok Kwik Kian Gie
Ia mengimbau pihak kepolisian segera memproses kasus ini secara hukum jika tuduhan terhadap anak tersebut salah. Ia menyatakan, jika orang tua korban tidak terima, kasus ini bisa masuk ke ranah pidana.
“Kami meminta Unit PPA Polres Tanggamus memanggil seluruh pihak yang terlibat, termasuk pengunggah video. Jika terbukti terjadi kekerasan verbal, harus ada proses hukum yang jelas. Ini bukan hanya soal etika, ini menyangkut perlindungan terhadap anak,” ujarnya.
Seperti diketahui dalam video yang beredar luas di media sosial, tampak seorang anak laki-laki diperlakukan secara kasar secara verbal oleh beberapa guru karena dituduh mencuri uang temannya. Salah satu guru bahkan menyuruh anak tersebut berhenti sekolah.
Baca: Ganjar Minta Publik Bersabar Akan Nama untuk Posisi Sekjen
“Kamu gak ngaku? Emang ada setan? Orang-orang udah pada liat kamu yang ambil. Kamu masih bilang bukan?” ujar seorang guru. “Berarti habis ini gak usah sekolah lagi, langsung kemasin bajunya. Ini dikirim ke mama kamu ya,” lanjutnya.
Dalam video lainnya, seorang guru perempuan bernama Dian mengaku sebagai perekam video tersebut. Ia mengatakan video itu dibuat untuk dikirim kepada ibu siswa yang bekerja sebagai TKW di luar negeri. Namun, video tersebut bocor dan tersebar luas.
“Suara di video itu memang suara saya. Saya minta maaf kepada pihak sekolah atas kegaduhan ini. Video itu saya buat tanpa paksaan,” ujar Dian dalam video klarifikasi.