Ikuti Kami

Danang Tegaskan Petani Harus Didorong Tanam Varietas Bernilai Tinggi

Di tengah terus menyusutnya luas lahan sawah, budidaya padi bernilai tinggi menjadi salah satu solusi untuk menjaga kesejahteraan petani.

Danang Tegaskan Petani Harus Didorong Tanam Varietas Bernilai Tinggi
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa ikut turun ke lahan bersama para petani Kelompok Tani Mekar dalam kegiatan panen padi organik varietas lokal unggulan, Sembada Merah.

Sembada Merah merupakan salah satu varietas khas Kabupaten Sleman yang telah diakui secara resmi melalui SK Kementerian Pertanian RI No. 125 dan 126 tahun 2019.

Bersama dengan Sembada Hitam, varietas ini menjadi simbol kedaulatan pangan lokal yang dikembangkan berbasis pertanian ramah lingkungan.

Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji 

Padi ini dikenal memiliki cita rasa yang pulen, serta mengandung protein dan antioksidan lebih tinggi dibandingkan varietas padi pada umumnya. Karakteristik inilah yang membuatnya kian diminati, terutama oleh masyarakat yang mulai sadar akan pola makan sehat.

Sugiono, Ketua Kelompok Tani Mekar, menjelaskan bahwa panen kali ini dilakukan di lahan seluas 6,3 hektare. Hasilnya cukup menggembirakan, dengan rata-rata produktivitas mencapai lebih dari 7 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare.

“Sejak tahun 2022 kami sudah mengantongi sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS),” ujarnya.

Wakil Bupati Sleman menyampaikan apresiasinya atas kerja keras para petani yang tetap konsisten membudidayakan varietas unggulan secara organik. 

Ia menilai, di tengah terus menyusutnya luas lahan sawah, budidaya padi bernilai tinggi menjadi salah satu solusi untuk menjaga kesejahteraan petani.

Baca: Ganjar Pranowo Ajak Kepala Daerah Praktek Pancasila

“Kebutuhan masyarakat terhadap pangan sehat terus meningkat. Maka ini menjadi peluang yang perlu dijawab oleh petani melalui varietas-varietas khusus seperti Sembada Merah yang diolah secara organik,” terang Danang.

Sementara itu, Ladiyani Retno Widowati mengaku kagum dengan hasil panen yang dicapai Kelompok Tani Mekar. Angka 7 ton per hektare yang dicapai menurutnya jauh lebih tinggi dibanding rata-rata nasional untuk padi organik, yang saat ini masih berada di kisaran 5,2 ton per hektare.

“Kami sangat mengapresiasi sinergi antara pemerintah daerah, kelompok tani, KWT, dan stakeholder lainnya. Ini menjadi bukti bahwa kolaborasi yang baik akan menghasilkan dampak positif,” ungkapnya.

Quote