Ikuti Kami

Dugaan Konfik Kepentingan Stafsus, Budiman Sarankan Hal Ini

Staf Khusus (stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo seharusnya diisi oleh orang yang mampu melihat fenomena ini. 

Dugaan Konfik Kepentingan Stafsus, Budiman Sarankan Hal Ini
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

Jakarta, Gesuri.id – Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menilai Staf Khusus (stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo seharusnya diisi oleh orang yang mampu melihat fenomena ini. 

Mereka harus tahu cara mengubah tekanan pada negara jadi peluang membesarkan daya negara di dunia pascacorona.

Baca: Soal Stafsus Jokowi, Milenial Harus Jadi Agen Perubahan

“Jadi tampak kemudaan gagasan-gagasannya. Yang teknis kebijakan & lapangan diurus menteri-menteri,” imbaunya.

Mantan anggota DPR ini menilai, seharusnya Stafsus Millenial Presiden diisi pakar sejarah, filsafat, sains teknologi, pakar komunikasi, dan pakar pendidikan.

“Hindari ekonom, ilmuwan politik, dan pebisnis. Kenapa? Kepala negara butuh lampu kabut jarak jauh. Biar solusi jangka pendek-menengah diurus menteri-menteri,” tekan Budiman Sudjatmiko.

Keberadaan Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo diharapkan tidak dipengaruhi oleh kelompok-kelompok kepentingan yang ada di lingkaran istana.

Baca: Selamatkan Garuda di Tengah Corona, Lakukan Efisiensi !

Hal itu ditekankan berkenaan dengan adanya polemik dugaan konflik kepentingan Stafsus milenial, seperti keterlibatan Ruangguru sebagai mitra pemerintah dalam program Kartu Prakerja, di mana Ruangguru merupakan perusahaan rintisan milik Stafsus Adamas Belva Syah Devara.

Kemudian Stafsus Andi Taufan Garuda Putra yang ‘menitipkan’ perusahaanya, PT Amartha Mikro Fintek ikut program Relawan Desa Lawan Covid-19.

Quote