Bali, Gesuri.id - Capres Ganjar Pranowo menyambut positif atas keberhasilan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang menangkap 59 tersangka terorisme selama bulan Oktober 2023.
Para teroris yang tergabung dalam JAD tersebut rencananya akan mengganggu proses tahapan Pemilu 2024, serta merencanakan penyerangan kepada aparat kepolisian.
Ganjar mengapresiasi pihak kepolisian soal penangkapan tersebut sehingga ke depannya pemilihan umum (Pemilu) 2024 bisa berjalan dengan damai.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
"Bagus, diantisipasi," kata Ganjar usai acara Obrolan Santai (Obras) bersama Ganjar Pranowo, di Kantor DPD Partai PDI Perjuangan Bali, di Kota Denpasar, Kamis (2/11).
Ganjar mengatakan, bahwa pemilu harus berjalan dengan damai dan tidak boleh ada yang menganggu dan semuanya harus fair, sehingga pelaksanaan pemilu berjalan seperti kaidah-kaidah demokrasi.
"Pemilu harus berjalan damai, tidak boleh ada yang mengganggu, semuanya fair, sehingga pelaksanaannya seperti kaidah-kaidah demokrasi yang berjalan," ujarnya.
Baca: 3 Bandara Dibangun di Era Ganjar
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mencatat telah menangkap 59 tersangka teroris sepanjang Oktober 2023. Penangkapan itu dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia.
Sebelumnya Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan para tersangka teroris itu berasal dari kelompok teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Anshor Daulah (JAD).
Penangkapan itu dilakukan sejak awal Oktober. Aswin menuturkan, para tersangka aktif menyebarkan propaganda terorisme dan materi-materi radikal di media sosial maupun dalam kegiatannya.
Kemudian, kata Aswin, pada 27-28 Oktober 2023, Densus kembali menangkap 40 tersangka terorisme dari kelompok JAD yang merupakan pendukung ISIS. Kelompok itu, jelas Aswin, dipimpin oleh seorang berinisial AU.
