Trenggalek, Gesuri.id - Bupati Mochammad Nur Arifin bergerak cepat merespon berbagai keluhan pelayanan di RSUD dr Soedomo Trenggalek. Untuk mengetahui layanan yang banyak dikeluhkan pasien, Arifin mendatangi RS daerah tersebut, Selasa (24/1).
Baca: Sosok Irvansyah, Bakal Cabup Tangerang 2024 PDI Perjuangan
Pagi-pagi sekali sekira jam 06.00 WIB, Bupati Arifin datang ke RSUD dr Soedomo bersama sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga camat.
Bupati yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek itu lantas menggelar apel seluruh jajaran, para dokter dan tenaga medis. Apel pagi juga diikuti seluruh Kepala OPD dan para camat.
Dalam arahannya, kepala daerah yang akrab disapa Mas Ipin ini di antaranya minta seluruh Kepala OPD hingga camat mendampingi pasien hingga melihat langsung seluruh layanan yang ada, guna mengenali akar permasalahan.
Setelah mengetahui masalah yang dialami pasien, Kepala OPD diharapkan bisa memberikan masukan kepada jajaran direksi RSUD untuk memperbaiki layanan.
“Saya minta seluruh Kepala OPD dan Camat mendampingi pasien. Mereka bertugas membantu asistensi poli rawat jalan yang ada di RSUD dr. Soedomo ini. Rata-rata kalau pasien baru, tidak tahu alur pendaftaran,” kata Arifin.
Dia menambahkan, saat mengecek loket pendaftaran, sering terjadi antrean pasien menumpuk. Sehingga di poli kalau dokternya datang siang, maka antrean pasti masih sangat panjang.
Pun di bagian farmasi, pasien yang akan menukarkan resep setelah dari poli, terjadi antrean panjang. “Untuk poli yang jumlah pasiennya banyak, saya minta ruang farmasinya sendiri-sendiri. Sehingga tidak terjadi bottle neck,” ujarnya.
Arifin sempat ikut membantu petugas di bagian farmasi untuk menyediakan obat. Menurutnya, pasien menunggu obat sekitar 1,5 hingga 2 jam.
“Ini kurang ideal, apalagi untuk pasien yang datang sendiri tanpa pendamping dan rata-rata penyakitnya ada yang jantung, paru-paru dan yang lainnya. Menunggu selama itu pasti tidak nyaman,” sebut Mas Ipin.
Hari ini, sebutnya, sampai dengan jam 10 pagi sudah ada sebanyak 600 lebih pasien yang mendaftar. “Tentunya kalau seluruh pasien harus mengantre di sini tentu akan terjadi penumpukan,” terangnya.
Soal inovasi layanan digital, tambah dia, yang daftar online kalah dengan yang datang sejak pagi. Untuk itu, dia minta mulai sekarang, yang pesan secara digital itu bisa langsung pesan reservasi jam.
“Jadi mereka bisa reques minta dilayani jam berapa, PAT di pendaftaran harus bisa segera nyiapkan rekam medisnya. Sehingga ketika pasien itu datang jam 8 misalnya sesuai pesanan bisa langsung segera dilayani,” tuturnya.
Reservasi, lanjut Arifin, harus diutamakan termasuk jalur fashtrack. Untuk jalur ini pendampingnya juga harus ada. Di depan poli, dia minta harus ada frontliner yang menjadi pendamping membantu asistensi. Karena kadang pasien tidak tahu dimana poli yang dituju.
“Kadang pasien tidak tahu, kemudian langsung duduk saja. Karena belum daftar atau reservasi tentunya sampai kapanpun belum terlayani. Harus ada yang mengarahkan,” jelas Arifin.
Kemudian antrean, imbuhnya, itu seharusnya tidak hanya antrean mendaftar. Antrean poli itu seharusnya juga ada, sehingga pasien bisa tahu gilirannya.
“Katakanlah antrean masih nomor 3 dan dirinya dapat nomor antrean 60 maka pasien mungkin bisa melakukan aktivitas lain seperti makan dulu misalnya. Sehingga tidak takut dilompati dengan nomor antrian yang lain,” terangnya.
Baca: Kader Sukoharjo Siap Bersinergi Entaskan Masalah Stunting
Sementara itu, Sukadi, warga Kecamatan Panggul yang kebetulan mengantarkan istrinya di poli kandungan, menyambut baik apa yang dilakukan oleh Bupati Trenggalek itu. “Saya harap ini bisa dilakukan terus menerus. Dengan sidak seperti ini, simpul-simpul masalah bisa diurai,” ungkapnya.
Pria itu merasakan memang ada perubahan pelayanan, namun kadang ada di beberapa layanan yang masih kurang dan bisa terus dipacu lebih baik.
“Saya harapkan sidak seperti ini bisa sering dilakukan. Sehingga pelayanan rumah sakit semakin baik,” harap dia.