Ikuti Kami

Mufti Ajak Masyarakat Pahami Empat Pilar Kebangsaan

Mufti Anam mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, bangsa Indonesia menghadapi beragam tantangan berat karena adanya pandemi.

Mufti Ajak Masyarakat Pahami Empat Pilar Kebangsaan
Anggota MPR RI, Mufti Anam.

Pasuruan, Gesuri.id - Anggota MPR RI, Mufti Anam mengajak masyarakat untuk terus memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan ke kehidupan sehari-hari.

"Dengan pesan-pesan yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan, Insya Allah kita bisa selalu bersama-sama menghadapi berbagai tantangan bangsa," ujar Mufti saat menggelar sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Pasuruan. 

Mufti Anam mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, bangsa Indonesia menghadapi beragam tantangan berat karena adanya pandemi. Berbagai sektor terdampak, mulai dari kesehatan, pendidikan, sosial, hingga ekonomi.

Baca: Bambang DH Gelar Sosialisasi Empat Pilar di Surabaya

Saat ini, imbuh mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur tersebut, Indonesia memang memasuki fase pemulihan ekonomi. Meski demikian, masih terdapat berbagai tantangan bangsa yang tidsk mudah.

"Maka diperlukan internalisasi empat pilar kebangsaan di setiap lini kehidupan bermasyarakat kita," ujar Mufti.

Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut, jelas Mufti, adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh Almarhum Taufiq Kiemas saat tokoh kelahiran Sumatera itu menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014.

"Berbagai dinamika perkembangan zaman memang menggerus nilai-nilai kita sebagai manusia Indonesia. Untungnya kita punya modal penting yaitu empat pilar kebangsaan yang saya kira semakin relevan dan kita butuhkan di masa sulit seperti pandemi Covid-19," ujar Mufti Anam.

Mufti memaparkan, salah satu dari empat pilar itu adalah Pancasila, ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Pancasila pertama kali dicetuskan Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945.

Pancasila itu memang bersumber atau berasal dari rakyat Indonesia sendiri," jelasnya.

Dari Pancasila, lanjut Mufti, kita bisa menggali nilai gotong royong yang bisa diimplementasikan dalam pemulihan ekonomi.

"Misalnya bagaimana kita bersama-sama membantu UMKM. Yang mampu, ayo beli produk UMKM dan produk dalam negeri. Itulah namanya gotong royong," jelasnya.

Baca: Musthofa Gelar Sosialisai 4 Pilar Kebangsaan ke Guru PAUD

Jika semua bersama-sama melaksanakan tindakan sederhana itu, papar Mufti, niscaya ekonomi rakyat akan berderap kencang.

"Sehingga pemulihan ekonomi bisa lebih cepat dilakukan," ujar mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tersebut.

Tak lupa, Mufti mengajak warga untuk selalu menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama.

"Meski berbeda agama, meski berbeda suku, kita berada dalam satu rumah besar: Indonesia tercinta. Kalau kita bertengkar karena beda agama, negara tidak akan bisa maju, daerah kita tidak akan bisa maju," ujarnya.

Quote