Ikuti Kami

Mufti Minta Mendag Lebih Bijak Terkait Rencana Impor Beras

Saat ini panen raya berlangsung di hampir seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh, Sumut, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel.

Mufti Minta Mendag Lebih Bijak Terkait Rencana Impor Beras
Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam.

Surabaya, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, meminta Menteri Perdagangan M Lutfi untuk lebih bijak dalam mengelola kebijakan stok komoditas pangan, terutama terkait rencana impor beras 1 juta ton.

"Rencana impor beras yang dinyatakan Pak Mendag dikeluarkan di saat yang tidak tepat. Pernyataan Pak Mendag soal impor beras itu berbarengan dengan panen raya di banyak daerah. Kalau tujuan dari pernyataan impor beras 1 juta ton itu untuk mencegah spekulan, justru rencana ini punya dampak merusak luar biasa bagi petani,” ujar Mufti Anam di Surabaya, Jumat (19/3).

Saat ini, kata dia, panen raya berlangsung di hampir seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh, Sumut, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel, dan sebagainya. 

Baca: Sudin Tolak Rencana Pemerintah Impor 1 Juta Ton Beras

"Harga gabah petani yang sudah tertekan, semakin tertekan dengan pernyataan Mendag bahwa pemerintah akan impor 1 juta ton beras. Di Jatim, di Pasuruan dapil saya, harga jual gabah kering panen (GKP) sudah di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah," kata Mufti, dalam keterangan persnya.

"Jadi derita petani lengkap. Saat tanam susah pupuk bersubsidi, eh pas panen ada pernyataan Pak Mendag kita akan impor beras 1 juta ton. Tolong pikirkan nasib petani," katanya.

Mufti berharap Mendag memperhitungkan stok dalam merencanakan impor komoditas. 

"Rencana impor beras dari Pak Mendah ini membuat petani semakin terdesak. Karena pada faktanya, produksi beras nasional kita tahun lalu sukses naik meskipun tipis, total 31,3 juta ton," kata politisi PDI Perjuangan tersebut.

Baca: Ansy Desak Kementan Bertarung Lawan Impor Beras!

Tahun ini pun produksi beras diprediksi akan naik. Berdasarkan data BPS, potensi produksi beras Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan Januari-April 2020 sebesar 11,46 juta ton.

Dengan produksi Januari-April 14,54 juta ton beras, konnsumsi beras masyarakat di waktu yang sama hanya 9,72 juta ton, jadi ada potensi surplus 4,81 juta ton. 

"Potensi surplus ini mestinya diserap optimal, bukan malah melempar rencana impor. Mestinya kan jelang panen raya itu pemerintah mengoptimalkan bagaimana penyerapan beras petani, bukan malah melempar rencana impor 1 juta ton beras," kata Mufti.

Quote