Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI, Mukhlis Basri, mengecam keras sikap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang dinilai membiarkan konflik antara satwa liar dan manusia terus terjadi tanpa penanganan nyata.
Mukhlis mengatakan, peristiwa tragis kembali terjadi di Lampung Barat. Seorang warga ditemukan tewas, diduga menjadi korban serangan harimau. Ironisnya, kata dia, hingga kini BKSDA belum menunjukkan upaya konkret untuk menyelesaikan konflik tersebut.
“Saya mengecam keras pembiaran yang dilakukan BKSDA terhadap konflik antara manusia dan satwa liar. Dari tahun lalu sudah ada lima korban jiwa, tapi apa tindakan mereka? Tidak ada,” tegas Mukhlis, Kamis (11/7/2025).
Mukhlis menyebut korban terbaru merupakan warga musiman asal Pemalang, Jawa Tengah, yang datang ke Lampung Barat saat musim kerja tiba. Meski bukan penduduk tetap, menurutnya, korban tetap bagian dari anak bangsa yang harus dilindungi.
“Walaupun korban berasal dari luar Lampung Barat, mereka tetap warga negara yang wajib mendapat perhatian. Bisa jadi mereka ke sini hanya untuk mencari penghidupan. Tapi dari informasi yang saya terima, BKSDA justru lalai menjalankan tugasnya,” ujarnya.
Politisi asal Lampung Barat yang juga mantan Bupati Lampung Barat dua periode itu, turut menyoroti pernyataan sepihak BKSDA yang cenderung menyalahkan masyarakat dalam konflik tersebut.
“BKSDA selalu menuding warga membuka kebun di kawasan hutan. Padahal, lahan itu sudah lebih dulu dibuka masyarakat sebelum ditetapkan sebagai kawasan. Bahkan, di wilayah tersebut kini sudah ada fasilitas umum seperti sekolah dan sarana kesehatan,” tandasnya.
Diketahui, seorang warga bernama Misni (62), asal Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan, Kamis (10/7/2025) malam. Korban diduga kuat menjadi mangsa satwa liar, kemungkinan besar harimau, saat berada di kebun miliknya yang berdekatan dengan kawasan hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).