Ikuti Kami

Pernyataan Anies di HUT DKI Sangat Miris, Tak Sentuh Masalah

Ungkapan Jakarta kota global sangat tidak menyentuh, saat kota berusia 495 tahun tapi tidak mampu mengatasi polusi, malah terburuk se-dunia.

Pernyataan Anies di HUT DKI Sangat Miris, Tak Sentuh Masalah
 Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjutak. (istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjutak mengatakan sangat miris melihat pernyataan Gubernur Anies yang tidak menyentuh persoalan Jakarta di perhelatan ulang tahun DKI Jakarta ke-495 pada 22 Juni 2022 lalu.

Hal itu iya sampaikan melalui rilis yang diterima, Minggu (26/6).

Baca: Penutupan Hamilton Spa & Massage, Pemprov DKI Ceroboh! 

Menurut Gilbert, di tengah status DKI Jakarta sebagai kota polusi terburuk di dunia, tanpa ada solusi yang ditawarkan terkesan karena ketidakmampuan seperti mengatasi banjir, rumah DP 0 rupiah, ITF, dan lain sebagainya.  

“Ungkapan Jakarta kota global sangat tidak menyentuh, saat kota berusia 495 tahun tapi tidak mampu mengatasi polusi, malah terburuk se-dunia,” ungkapnya.

Tidak mampu mengatasi banjir yang melanda warganya, tanpa rumah layak huni, kemacetan dimana-mana dan lainnya. Seharusnya saat warga hadir di JIS, dimanfaatkan untuk mendidik kembali disiplin bermasker atau solusi jangka pendek lainnya untuk Covid yang kasusnya menaik dan polusi terburuk di dunia. 

Pada saat kaum disabilitas hadir di JIS, sangat miris saat Covid kita minta mereka diperlakukan ekstra dengan memotong uang TGUPP yang tidak bekerja, tetapi tidak dilakukan. 

“Saat menjelang akhir jabatan Gubernur Anies, mereka dimanfaatkan dan dieksploitasi di JIS seakan diperhatikan. Saat Anies mempertunjukkan tukang bakso, menjadi sesuatu oxymoron atau paradoks, saat mempertontonkan tukang bakso di Formula E tetapi uang APBD dihambur-hamburkan Rp. 840,7 M untuk orang asing,” ungkapnya. 

Baca: Di Sosialisasi KPK, Hasto Bacakan Pernyataan Kepala Daerah

Sementara warga DKI di kalangan bawah terpuruk dan tidak mendapat dana UMKM dari APBD DKI. Anies seakan pro penderitaan rakyat, tetapi tidak memberi penyelesaian yang membumi soal penderitaan rakyat DKI. Malah dengan uang APBD Rp 400T selama menjabat, rakyat makin sengsara, dengan angka koefisien gini yang memburuk, angka kemiskinan yang meningkat, kemacetan dimana-mana dan polusi terburuk di dunia. 

“Seharusnya Anies juga membawa korban banjir, pohon yang ditebang di Monas, ASN DKI yang menolak jabatan, mereka yang tidak punya hunian layak saat menghadirkan tukang bakso. Mereka lebih pantas menjadi warisan (legacy) Anies,” tutup Gilbert.

Quote