Ikuti Kami

Puan Maharani: Penyelenggara Haji Harus Beri Layanan Terbaik, Lansia Dapat Perlakuan Khusus

Puan: Pelaksanaan haji sejauh ini sudah cukup baik, jadi harus terus dipertahankan saat puncak haji.

Puan Maharani: Penyelenggara Haji Harus Beri Layanan Terbaik, Lansia Dapat Perlakuan Khusus
Ketua DPR RI Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/3/2025). ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI, Puan Maharani, mendorong para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk terus meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi puncak ibadah haji 1446 H/2025 M yang akan segera berlangsung di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Pelaksanaan haji sejauh ini sudah cukup baik, jadi harus terus dipertahankan saat puncak haji. Pastikan jemaah mendapat pelayanan sebaik-baiknya. Bagi lansia, perlakuan khusus harus diperhatikan,” kata Puan Maharani, Rabu (4/6/2025).

Puan juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada para jemaah haji Indonesia yang telah menjalankan rangkaian ibadah dengan tertib, serta kepada seluruh petugas haji atas dedikasi mereka dalam memberikan pelayanan selama pelaksanaan haji di Tanah Suci.

Puncak ibadah haji tahun ini akan dimulai pada 9 Zulhijah atau 5 Juni 2025, yang merupakan momen paling sakral dalam rangkaian ibadah haji. Rangkaian tersebut meliputi wukuf di Arafah, dilanjutkan dengan mabit di Muzdalifah, dan bermalam di Mina untuk melontar jumrah.

“Momentum puncak haji adalah fase paling krusial, baik secara spiritual maupun secara fisik, terutama mengingat cuaca ekstrem dan kepadatan yang tinggi,” ujarnya.

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan ibadah haji, Puan menekankan pentingnya kesiapan maksimal, termasuk fasilitas tenda mabit, serta fokus terhadap aspek kesehatan dan keselamatan jemaah.

Ia mengingatkan bahwa mitigasi kesehatan harus menjadi prioritas utama, khususnya dalam menghadapi cuaca panas ekstrem dan mobilitas tinggi selama pelaksanaan ibadah di Armuzna. Ia juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap sistem baru multi syarikah dan perlunya evaluasi berkelanjutan untuk perbaikan ke depan.

Puan meminta petugas haji, khususnya tim kesehatan, segera melakukan pemetaan terhadap jemaah yang rentan, termasuk lanjut usia, penderita penyakit bawaan (komorbid), dan mereka yang mengalami penurunan kebugaran.

“Mitigasi dini dan pendekatan proaktif harus dilakukan untuk mencegah kelelahan ekstrem, dehidrasi, hingga heatstroke yang kerap menjadi ancaman di Armuzna,” tegasnya.

Ia juga memberikan pesan khusus kepada seluruh jemaah haji Indonesia agar menjaga kondisi tubuh selama menunaikan ibadah dan tidak memaksakan diri jika dalam kondisi kurang prima.

“Kami juga berpesan kepada seluruh jemaah haji Indonesia agar menjaga kesehatan pribadi, tidak memaksakan diri jika tidak dalam kondisi prima, serta mematuhi arahan dan panduan dari petugas kesehatan maupun pembimbing ibadah,” pungkasnya.

Quote