Ikuti Kami

Rieke Diah Pitaloka Pertanyakan Besaran Dividen/Laba Bersih yang Disetor Pertamina ke Negara

Rieke mempertanyakan besaran dividen atau laba bersih yang disetor Pertamina ke negara.

Rieke Diah Pitaloka Pertanyakan Besaran Dividen/Laba Bersih yang Disetor Pertamina ke Negara
Anggota Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menyoroti kontribusi BUMN energi terhadap pendapatan negara pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR RI dan PT Pertamina (Persero) yang digelar pada Kamis, 11 September 2025.

Dalam rapat tersebut, Rieke mempertanyakan besaran dividen atau laba bersih yang disetor Pertamina ke negara, yang dinilainya sangat kecil jika dibandingkan dengan besarnya penerimaan negara dari pajak dan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), serta subsidi energi yang terus dialirkan melalui APBN.

"Kalau ukurannya bayar pajak, pengusaha UMKM saja bayar pajak. Kalau PNBP, Puskesmas saja beri kontribusi PNBP," ujar Rieke dalam RDP, Kamis (11/9).

Data Kontribusi Pertamina: Pajak Tinggi, Dividen Rendah
Dalam paparannya, Pertamina mencatat total kontribusi ke negara dari tahun ke tahun, terdiri dari tiga komponen Utama, pajak, PNBP, dan dividen. Namun, dari data yang disampaikan, komponen dividen terlihat paling kecil dibanding dua lainnya.

Berikut rincian kontribusi Pertamina berdasarkan data yang disampaikan:

2022: Total Rp382,4 triliun, terdiri dari pajak Rp219,1 triliun, PNBP Rp160,1 triliun, dan dividen hanya Rp2,9 triliun.

2023: Total Rp360,8 triliun, pajak Rp224,6 triliun, PNBP Rp122,2 triliun, dividen Rp14 triliun.

2024: Total Rp401,8 triliun, pajak Rp275,7 triliun, PNBP Rp116,7 triliun, dividen Rp9,4 triliun.

2025 (hingga Juli): Total Rp225,6 triliun, pajak Rp122 triliun, PNBP Rp61,5 triliun, dividen meningkat menjadi Rp42,1 triliun.

Meski terdapat peningkatan dividen pada tahun 2025, Rieke menyebut bahwa hal tersebut masih belum sebanding dengan besarnya subsidi energi yang dikucurkan pemerintah melalui APBN setiap tahunnya.

Subsidi Energi Lampaui Dividen
Dalam catatan Rieke, alokasi subsidi energi untuk BBM dan LPG setiap tahun melebihi jumlah dividen yang disetorkan Pertamina. Berikut rinciannya:

2022: Rp115,6 triliun

2023: Rp95,6 triliun

2024: Rp113,3 triliun

2025: Rp113,7 triliun

"Ini menjadi pertanyaan besar. Negara sudah mengalokasikan subsidi sangat besar, tapi kontribusi dividen justru masih jauh dari harapan," ujarnya.

Apresiasi untuk Direksi Baru Pertamina
Meski menyampaikan kritik, Rieke juga memberikan apresiasi terhadap direksi baru Pertamina, yang dinilai telah membawa perbaikan signifikan, terutama pada tahun 2025 yang mencatat kenaikan dividen cukup besar.

"Saya mengapresiasi jajaran direksi baru Pertamina yang berhasil meningkatkan dividen. Saya mendukung pula untuk pembenahan penyaluran program subsidi tepat sasaran melalui MyPertamina," ucapnya.

Ia juga berharap ke depan Pertamina dapat meningkatkan tata kelola perusahaan, memperkuat sistem digital, serta menuntaskan berbagai persoalan seperti kebocoran data, penyalahgunaan QR Code, hingga dugaan korupsi pada proyek digitalisasi SPBU.

Quote