Ikuti Kami

Riswanto Gunakan Fasilitas Pribadi Untuk Penanganan Stunting

Fasilitas pribadi untuk pencegahan dan penanganan stunting atau kerdil di Perumahan Pantai Mentari Blok B No 17 Kelurahan Kenjeran.

Riswanto Gunakan Fasilitas Pribadi Untuk Penanganan Stunting
Anggota DPRD Kota Surabaya Riswanto.

Surabaya, Gesuri.id - Anggota DPRD Kota Surabaya Riswanto menggunakan fasilitas pribadinya untuk pencegahan dan penanganan stunting atau kerdil di Perumahan Pantai Mentari Blok B No 17 Kelurahan Kenjeran, Kecamatan Bulak, Kamis (28/12).

"Kami mendukung upaya pemerintah kota dalam pencegahan dan penanganan stunting. Kebetulan ada program Arisan Kelompok Peduli Stunting, ya, kami persilakan rumah beserta fasilitas rumah dan kolam renang yang ada digunakan untuk pelaksanaan program itu," kata anggota Komisi B DPRD Surabaya tersebut.

Diketahui Kecamatan Bulak Surabaya memunculkan program baru untuk pencegahan dan penanganan stunting. Program tersebut bernama ISOK PAS (Arisan Kelompok Peduli Anak Stunting) yang berlaku untuk empat kelurahan di kecamatan itu. Ada 24 balita stunting di kawasan itu yang masuk daftar intervensi.

Baca: Tekan Stunting, Sumar Rosul Bantu Makanan Ibu Hamil-Balita

Menurut dia, kegiatan yang diikuti puluhan anak dan ibunya tersebut cukup bagus guna pencegahan dan penanganan stunting. Selain di acara tersebut ibu-ibu diberi pengetahuan atau edukasi seputar stunting juga diberi makanan bergizi buat anak-anaknya.

"Anak-anak juga bisa renang sepuasnya. Dengan demikian ada kebahagiaan bagi anak-anak bisa bersosialisasi dengan teman-temannya. Ini bagian dari upaya kami mengatasi stanting," kata Bangris, panggilan akrabnya.

Ia berharap upaya yang dilakukan bersama tokoh dan pemerintah kota setempat bisa mengatasi stunting. "Kami terus berupaya untuk itu," kata legislator asal PDI Perjuangan tersebut.

Sementara itu, Camat Bulak Bambang Udi Ukoro mengatakan program tersebut digagas sebagai intervensi pencegahan dan penanganan balita stunting. 

Baca: Banteng Jatim Bidik 16 Kursi Perempuan di DPRD

"Seperti arisan pada umumnya. Tokoh-tokoh dikumpulkan, lalu diadakan pengundian. Tokoh masyarakat dan agama yang mendapat undian diminta menyiapkan perbekalan untuk pemenuhan gizi anak-anak itu," kata dia.

Dengan skema arisan tersebut, para tokoh yang mendapat undian menyiapkan dan mendistribusikan makanan bergizi selama 20 hari kerja selama tiga bulan kepada 24 balita yang masuk kategori stunting. ’

"Asasnya gotong royong. Stunting itu bukan hanya tugas instansi ini atau itu. Semuanya bahu-membahu," ujar Bambang.

Quote