Ikuti Kami

Rokhmin Dahuri: Optimalkan Ekonomi Biru, Indonesia Emas 2045 Maju, Adil, Makmur, Berdaulat

Pernyataan itu ia sampaikan dalam Musyawarah Nasional (Munas) III ASPEKSINDO yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, pada 12–14 Agustus.

Rokhmin Dahuri: Optimalkan Ekonomi Biru, Indonesia Emas 2045 Maju, Adil, Makmur, Berdaulat
Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se-Indonesia (ASPEKSINDO), Prof. Rokhmin Dahuri.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se-Indonesia (ASPEKSINDO), Prof. Rokhmin Dahuri, menegaskan pentingnya mengoptimalkan potensi ekonomi kelautan demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam Musyawarah Nasional (Munas) III ASPEKSINDO yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, pada 12–14 Agustus 2025.

“Dengan mengoptimalkan blue economy, kita dapat menuju Indonesia Emas 2045 yang maju, adil, makmur, dan berdaulat,” kata Rokhmin, dikutip pada Rabu (13/8/2025).

Rokhmin mengungkapkan, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi ekonomi kelautan senilai lebih dari US\$ 1,3 triliun per tahun, namun baru dimanfaatkan sekitar 30 persen. 

Pemanfaatan potensi ini, kata dia, harus berbasis inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi modern agar mampu mengatasi berbagai persoalan bangsa, mulai dari kemiskinan, pengangguran, ketimpangan antarwilayah, hingga rendahnya daya saing.

“Negara-negara lain dengan potensi lebih kecil, seperti Thailand, Korea Selatan, Jepang, bahkan Maldives, kontribusi sektor kelautannya terhadap PDB bisa mencapai di atas 30 persen. Indonesia baru sekitar 14 persen,” tegasnya.

Berdasarkan data yang dipaparkan, sektor perikanan tangkap, budidaya, bioteknologi kelautan, energi, pariwisata bahari, hingga jasa maritim memiliki nilai ekonomi dan serapan tenaga kerja yang tinggi. 

Jika dikelola secara profesional, sektor tersebut diperkirakan dapat menyerap hingga 45 juta pekerja atau 40 persen total angkatan kerja nasional.

Rokhmin juga mendorong ASPEKSINDO untuk berperan sebagai penghubung strategis antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan investor baik dalam maupun luar negeri. 

Peran ini mencakup penyusunan peta jalan pembangunan daerah berbasis kelautan, mendatangkan dukungan APBN, mendorong investasi bonafide, membangun jejaring kerja sama, serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di daerah.

“Kita tidak boleh hanya mengandalkan sumber daya daratan yang semakin terbatas. Laut adalah masa depan kita,” ucap Guru Besar IPB University itu.

Selain memacu pertumbuhan ekonomi, Rokhmin menekankan perlunya memperhatikan keberlanjutan lingkungan, mitigasi perubahan iklim, dan konservasi keanekaragaman hayati.

“Blue economy bukan sekadar eksploitasi sumber daya, tetapi pemanfaatan berkelanjutan yang memberi manfaat ekonomi tanpa merusak ekosistem,” jelasnya.

Munas III ASPEKSINDO, kata Rokhmin, diharapkan dapat melahirkan kebijakan dan program konkret yang langsung bisa diimplementasikan di daerah. 

Dengan 34 provinsi pesisir dan lebih dari 12 ribu desa pesisir, Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi poros maritim dunia.

“Tugas kita adalah mengubah potensi menjadi kekuatan nyata demi kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.

Quote