Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI Samuel JD Wattimena mendorong UMKM kain perca dan rajut di Semarang untuk melakukan inovasi agar bisa meningkatkan nilai produk.
Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan para pelaku UMKM yang tergabung dalam komunitas Ken Runtah dan Komunitas Aura Rajut, di Rumah Pohan Semarang, Selasa (17/6).
"Kelemahan dari pelaku UMKM adalah tidak memiliki data. Kita selalu bergerak hanya berdasarkan suka, tapi pasarnya siapa, seberapa besar, itu tidak pernah dipikirkan,” kata Samuel.
Baca: Ganjar Ungkap Hal Ini Akan Usulan Solo Jadi Kota Istimewa
Jumlah penduduk Kota Semarang, kata Samuel, lebih dari 1,7 juta. Dimana pasar yang disasar UMKM ini belum ada 10 persen dari populasi.
“Inovasi yang bisa dilakukan adalah dengan melihat gaya hidup pasar kita, indikasinya gampang kalau tiga bulan kita membuat satu produk, maka tiga bulan berikutnya jangan membuat produk yang sama,” jelasnya.
Dia katakan, inovasi yang bisa dilakukan tidak perlu total, cukup dengan inovasi warna, bentuk, hingga motifnya.
Terkait kualitas, Samuel menilai pelaku UMKM kain perca dan rajut Semarang sudah cukup baik.
“Kualitas itu Fifty-Fifty, kalau soal kemampuan diatas 70 persen, karena kemampuan dan kualitas sesuatu yang berbeda,” ungkapnya.
Ia mengapresiasi adanya komunitas yang telah memanfaatkan limpahan kain perca sebagai bahan baku kerajinan, yakni Komunitas Ken Runtah dan Aura Rajut.
Namun, kata dia, potensi limbah kain perca yang ada dengan banyaknya industri garmen di Jateng dengan hanya ada dua komunitas yang memanfaatkan terlihat masih sangat kurang.
“Dengan makin banyaknya komunitas, nanti akhirnya akan terbentuk komunitas yang bikin perlengkapan rumah tangga, pakaian anak, koleksi, dan sebagainya,” katanya.
Ia juga mendorong terbentuknya komunitas-komunitas sejenis untuk pengembangan UMKM. Karena semakin banyak komunitas maka pasar akan semakin berkembang dan terpola dengan sangat baik.
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
Sementara itu, Ketua Komunitas Aura Rajut Tri Astuti mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh anggota komisi VII DPR RI Samuel Wattimena. Kegiatan ini banyak menambah ilmu dan wawasan. Ia mengaku pewarnaan rajut selama ini belum optimal, karena pelaku UMKM rajut masih kurang wawasan tentang permainan warna.
“Dengan adanya pembinaan dari bapak Samuel, kita tahu bahwa warna itu penting sekali untuk pemasaran produk kita,” jelas Astuti yang sudah mengikuti pameran sejak tahun 2014.
Anggota komunitasnya saat ini tidak hanya berasal dari kota Semarang, tapi dari Magelang dan Kendal yang memproduksi aneka produk rajut seperti topi, outer, hingga sepatu