Ikuti Kami

Sofyan Tan Bagikan Formula Berat Badan & Kisah Pengabdian Medis

Sofyan menjelaskan, untuk anak usia satu tahun, berat badan idealnya adalah tiga kali lipat dari berat badan lahir. 

Sofyan Tan Bagikan Formula Berat Badan & Kisah Pengabdian Medis
Anggota komisi X DPR RI, dr Sofyan Tan.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI, dr Sofyan Tan menekankan bahwa pencegahan stunting harus dimulai dengan pengetahuan tentang gejala awal. 

Sofyan membagikan formula sederhana untuk mendeteksi berat badan anak yang ideal di usia satu tahun.

“Sebelum kita berbicara tentang pencegahan dan pemulihan, kita harus tahu dulu bagaimana seseorang yang didiagnosis. Yang pertama yang kita lihat itu adalah melihat tanda-tanda berat badan dia,” ujar politisi PDI Perjuangan ini. 

Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap

Sofyan menjelaskan, untuk anak usia satu tahun, berat badan idealnya adalah tiga kali lipat dari berat badan lahir. 

“Kalau berat badan dia lahir 3 kilo, maka pada saat dia usia 1 tahun kali 3, itulah normalnya. Jadi berkisar antara 8-9 kilo,” katanya, menambahkan bahwa mengetahui gejala lebih awal akan sangat membantu.

Selain itu, orang tua perlu memperhatikan aspek lain seperti perkembangan kognitif dan fisik umum. Gejala stunting juga terlihat dari kondisi anak yang sering sakit-sakitan, bentuk kepala tidak sesuai usia, dan tanda gizi buruk parah seperti kulit bersisik dan kurang elastis, yang dikenal sebagai Kwashiorkor.

Sofyan menegaskan bahwa kunci utama keberhasilan intervensi terletak pada pencegahan yang dilakukan sejak masa kehamilan. 

“Pencegahan satu-satunya cara adalah pada saat dia hamil. Pembelahan sel otak yang mulai kencang itu adalah pada tiga bulan pertama,” tegasnya.

Untuk mendukung pembelahan sel otak yang optimal, beliau menyarankan asupan protein tinggi. “Maka asupan-asupan ini kasih dia protein yang tinggi, telur,” sarannya. Beliau juga menekankan pentingnya suplementasi yang tepat, seperti zat besi dari bayam, untuk meningkatkan hemoglobin ibu hamil.

Pencegahan juga harus melibatkan pelayanan terukur. “Harus ada kartu yang kita sebut dengan KMS (Kartu Menuju Sehat). Kita bisa mengukur berat badannya, naiknya bagaimana, kemudian tinggi badannya berapa,” kata beliau, seraya mengingatkan pentingnya memantau tekanan darah ibu hamil untuk mencegah kondisi berbahaya seperti eklampsia.

Kisah Pengabdian dan Gerakan Aksi Nyata

Anggota DPR RI ini juga berbagi pengalaman pribadinya saat menjadi dokter muda, mengisahkan perjuangan dramatis menyelamatkan seorang anak dengan gizi buruk akut di malam hujan. “Itulah harga kalau kamu jadi dokter yang baik dan peduli,” kenangnya.

Baca: Kisah Unik Ganjar Pranowo di Masa Kecilnya untuk Membantu Ibu

Kini, Sofyan membagikan menerjemahkan pengabdiannya melalui aksi nyata di bidang politik dan sosial.

 “Hari ini saya enggak jadi dokter menyembuhkan penyakit fisik, tapi mengobati penyakit kanker (red: kemiskinan dan kebodohan) agar anak-anak pintar,” ujarnya.

Aksi nyatanya meliputi pendirian fasilitas kesehatan dan pendidikan. Beliau bakal membangun klinik mewah senilai Rp4 miliar dan berencana menggunakan mobil khusus untuk menjemput ibu-ibu hamil yang kurang mampu. 

“Nanti kalau dia sudah melahirkan, anaknya selama 5 tahun kita perhatiin, kemudian kita masukkan ke sekolah-sekolah,” katanya, dengan komitmen menampung anak-anak miskin hingga jenjang kuliah.

Sofyan juga mengkritik program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), menyarankan agar fokusnya lebih diarahkan kepada kelompok rentan. “Sesungguhnya MBG itu menurut saya harusnya lebih mengarahkan kepada ibu-ibu hamil dan balita. Tapi sasaran kita adalah daerah 3T maupun daerah miskin kota,” kritiknya.

Quote