Ikuti Kami

TB Hasanuddin Ungkap Presiden RI ke-3 BJ Habibie Pernah Berpesan: Belajarlah dari Prabowo

Kala itu, Prabowo yang berpangkat Letnan Jenderal TNI.

TB Hasanuddin Ungkap Presiden RI ke-3 BJ Habibie Pernah Berpesan: Belajarlah dari Prabowo
Mantan ajudan Presiden ke-3 RI BJ Habibie, yang juga Anggota Komisi l DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin.

Jakarta, Gesuri.id - Mantan ajudan Presiden ke-3 RI BJ Habibie, yang juga Anggota Komisi l DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto pernah menghadap Habibie pada Jumat, 22 Mei 1998.

Kala itu, Prabowo yang berpangkat Letnan Jenderal TNI belum lama menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). 

Kedatangannya menghadap Presiden Habibie untuk meminta agar tidak segera dicopot dari jabatannya.

Pertemuan itu berlangsung pada Jumat, beberapa saat setelah Habibie menunaikan shalat Jumat di Masjid Baiturrahim, kompleks Istana Negara.

“Selesai shalat Jumat, Pak Habibie naik ke lantai atas, saya siapkan makan siang. Setelah beliau makan, saya pamit turun untuk makan siang di lantai tiga,” kata Hasanuddin, dikutip dari YouTube, pada Senin (19/5/2025).

Namun, saat Hasanuddin sedang makan, ajudannya datang membawa informasi bahwa Prabowo ingin menghadap Presiden.

“Saya bilang silakan saja. Tapi, ajudan saya jawab, ‘tidak boleh’. Saya tanya, siapa yang melarang? Katanya Pak Sintong,” ujar Hasanuddin.

Saat itu, Jenderal (Purn) Sintong Panjaitan diketahui menjabat sebagai penasihat Presiden bidang militer. Hingga kini, Hasanuddin mengaku tidak mengetahui jelas alasan pelarangan tersebut.

Usai makan, Hasanuddin kembali ke lantai atas dan diberitahu istri Habibie, Hasri Ainun Besari, bahwa Prabowo sempat datang, tetapi tidak diperbolehkan menghadap. Dari situ, Hasanuddin lalu melapor kepada Habibie.

“Saya sampaikan, sebaiknya diterima saja. Bukankah Bapak sering bilang Pak Prabowo seperti anak angkat Bapak?” ujar Hasanuddin, menirukan ucapannya saat itu.

Habibie pun setuju, dan Hasanuddin segera mencari Prabowo yang ternyata masih menunggu di lantai bawah.

Pertemuan akhirnya berlangsung di lantai lima Wisma Negara, disambut hangat dengan pelukan dan salam hormat. Dalam pertemuan itu, Prabowo menyampaikan langsung keresahannya kepada Presiden.

“Beliau bilang, ‘Saya ini baru berapa bulan menjadi Pangkostrad, saya dapat informasi dari Pak Wiranto (Panglima ABRI) bahwa saya akan dicopot. Kalau berkenan, itu saya diberi kesempatan dulu, jangan dicopot saat ini. Saya akan beresin dulu pasukan saya," ucapnya.

“Beliau bilang, ‘Saya ini baru berapa bulan menjadi Pangkostrad, saya dapat informasi dari Pak Wiranto (Panglima ABRI) bahwa saya akan dicopot. Kalau berkenan, itu saya diberi kesempatan dulu, jangan dicopot saat ini. Saya akan beresin dulu pasukan saya," tambahnya.

Menanggapi hal itu, Habibie menjawab bahwa ia akan berdiskusi dengan Panglima ABRI saat itu, Wiranto. Bahkan, dalam pertemuan tersebut, Habibie sempat menawarkan jabatan alternatif kepada Prabowo.

“Pak Habibie bilang, ‘kalau misalnya berkenan, bagaimana kalau jadi Duta Besar untuk Amerika?’ Tapi, Pak Prabowo menjawab, ‘mungkin saya belum siap’,” ujar Hasanuddin.

Setelah pertemuan itu, Prabowo berpamitan, kembali dipeluk oleh Habibie sebelum meninggalkan Istana.

Hasanuddin menegaskan bahwa hubungan antara Habibie dan Prabowo saat itu sangat baik.
“Pak Habibie selalu mengatakan ke saya, ‘kamu harus belajar dari Prabowo, hebat dia. Tiru dia jadi prajurit setia’,” kenang Hasanuddin.

Saat itu, Hasanuddin masih berpangkat Kolonel, sementara Prabowo sudah menjabat Letnan Jenderal. Menurut Hasanuddin, Habibie benar-benar memperlakukan Prabowo seperti anak sendiri.

“Jadi, seperti itulah Pak Habibie, ya memang seperti ke anak angkatnya dan selalu diuraikan kepada saya," pungkasnya.

Sumber: nasional.kompas.com

Quote