Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Prof Hendrawan Supratikno mengakui, Pilkada 2018 jadi pembelajaran bagaimana menyiapkan hajat yang lebih besar lagi: Pileg dan Pilpres 2019.
"Kita akan mempersiapkan mesin partai untuk gawe yang lebih besar lagi nanti April tahun 2019. Kami melihat bagaimana soliditas dan sinergitas antar pilar di dalam partai, kerjasama kader-kader atau petugas partai di eksekutif, legislatif dan struktural partai."
Dengan melihat konstelasi atau wilayah-wilayah dimana kami kalah, ini tentu membuat kami belajar. Mengapa di wilayah ini kami kalah.
"Kalau Pilkada basisnya baru Provinsi, kabupaten/kota. Kalua nanti basis analisisnya sudah dapil," ungkap Prof Hendrawan dalam sebuah talkshow di TV, Kamis (28/6).
Dia melanjutkan, Dapil ini ada yang lebih kecil dari provinsi, tapi yang jelas lebih besar dari kabupaten/kota.
"Nah, jadi analisisnya tadi ada yang level provinsi, kabupaten/kota. Kalau dapil sebagian besar di tengah-tengah itu. Itu yang harus diantisipasi setiap partai," urainya.
Prof Hendrawan menambahkan, semua partai politik akan menghitung ulang, apakah akan merubah sikap politiknya.
"Partai akan mengatur ulang armada yang akan diajukan dalam Pileg nanti. Ini penting, jadi profil daftar nama yang akan jadi anggota legislatif," imbuh dia.
Politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan, PDI Perjuangan sebagai partai yang sudah berpengalaman dan matang mesin politiknya, tentu tidak terlalu mengandalkan kekuatan figur dalam Pilkada.
