Ikuti Kami

Ganjar-Mahfud Serukan Hentikan Pembabatan Hutan di Indonesia

Selain akan melakuan moratorium deforestasi, mereka akan mempercepat reforestasi, reboisasi, restorasi, dan rehabilitasi hutan.

Ganjar-Mahfud Serukan Hentikan Pembabatan Hutan di Indonesia
Pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Jakarta, Gesuri.id - Pasangan calon presiden dan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menyerukan penghentian deforestasi alias pembabatan hutan di Indonesia.

Dalam visi misi Ganjar-Mahfud selain akan melakuan moratorium deforestasi, mereka akan mempercepat reforestasi, reboisasi, restorasi, dan rehabilitasi hutan.

"Deforestasi merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius di Indonesia. Deforestasi menyebabkan hilangnya hutan, yang berdampak pada berbagai masalah lingkungan, seperti perubahan iklim, banjir, dan kekeringan," ucap Ganjar, dikutip Minggu (21/1).

Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo

Deforestasi adalah hilangnya hutan. Ini terjadi karena berbagai faktor, seperti pembukaan lahan untuk perkebunan, pertanian, dan pertambangan. Indonesia mulai menghitung tingkat deforestasi sejak tahun 1990. 

Faktanya, deforestasi tertinggi terjadi pada periode tahun 1996 sampai 2000, sebesar 3,5 juta hektare per tahun, periode 2002 sampai 2014 sebesar 0,75 juta hektare per tahun, dan mencapai titik terendah laju deforestasi pada tahun 2022 sebesar 104 ribu hectare.

"Meski terus menurun, deforestasi masih terjadi dan jumlah ini sangat memprihatinkan. Kita harus segera mengambil langkah-langkah untuk menghentikan deforestasi," kata Ganjar. 

Indonesia, Brasil, dan Kongo adalah tiga negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia. Seluas 52 persen hutan hujan tropis dunia berada di ketiga negara ini. Berdasarkan data World Resources Institute, Brasil memiliki hutan hujan tropis seluas 315,4 juta hektare. Sekitar 80 persen berada di di wilayah Amazon. 

Sementara Kongo seluas 98,8 juta hektare dan Indonesia 83,8 juta hektare. Sejak 2000, ketiga negara ini kehilangan luas hutan hingga jutaan hektare setiap tahun. Penebangan hutan untuk menghasilkan komoditas menjadi alasan utama. 

Penebangan ini dilakukan untuk industri, pertambangan, perkebunan, dan peternakan. Secara umum, laju deforestasi yang paling luas secara berurut: Brasil, Kongo, Bolivia, kemudian Indonesia.

Direktur Eksekutif Auriga Nusantara Timer Manurung mengatakan, lahan hutan primer Indonesia tercatat berkurang 270 ribu hektare pada 2020, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 323,6 ribu hektare. 

Baca:  Ternyata Ini Zodiak Ganjar Pranowo, Berikut Karakternya

Berdasarkan analisis Auriga Nusantara, dari 83,8 juta hektar hutan alam di Indonesia saat ini hanya 16,2 juta hektar (19,4 persen) yang dilindungi secara hukum dan berada dalam kawasan konservasi.

Hampir 23 juta hektare hutan diberikan untuk konsesi ekstraktif termasuk 7.3 juta hektare (8,7 persen) untuk konsesi konversi hutan (perkebunan kayu, kelapa sawit dan pertambangan) dan 15,6 juta hektare (18,6 persen) untuk konsesi penebangan pohon yang menurunkan kualitas hutan hutan. 

"Sebagian besar hutan alam (44,7 juta hektare atau 53,4 persen) merupakan hutan alam rentan untuk diberikan konsesi ekstraktif oleh pemerintah,” ungkap Timer di Jakarta, Rabu (17/1/2024) seperti dikutip dari Kompas.

Quote