Ikuti Kami

Gerakan Subuh di Hari Pencoblosan, Mematikan

Militansi pendukung Prabowo-Sandi sama seperti gerakan aksi 212 yang berhasil menguasai Jakarta

Gerakan Subuh di Hari Pencoblosan, Mematikan
Politisi PDI Perjuangan Regina Vianney Ayudya.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Regina Vianney Ayudya mengatakan gerakan Subuh yang digerakkan kelompok pro Prabowo-Sandi di hari H Pemilu, yakni 17 April 2019 bisa menjadi strategi yang mematikan. 

Sebab, Regina mengatakan militansi pendukung Prabowo-Sandi sama seperti gerakan aksi 212 yang berhasil menguasai Jakarta. Jadi, srateginya sama dengan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI beberapa waktu lalu, karena dibalik doa dan dzikir bersama ada kampanye terselubung. 

Baca: Hindari Gerakan Subuh, Pemilih Datang ke TPS Lebih Pagi

"Seperti beberapa waktu lalu, politsasi agama melalui masjid atau mushola dan mimbar pengajian sudah berhasil memenangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta. Hal serupa sebenarnya juga diterapkan di Pilkada Jabar yang membuat Sudrajat-Ahmad Syaikhu meraih suara signifikan,dan itu yang mau dipakai untuk Pilpres ini," kata Regina kepada Gesuri, di Jakarta Selasa (16/4).  

Regina pun mengatakan, politisasi agama tidak bisa dilawan. Tapi, lanjut Regina, politisasi agama bisa dijinakkan dengan agama juga.

"Keberangkatan pak Jokowi ke Arab dan masuk ke dalam Ka'bah dimana tidak semua orang mendapatkan kesempatan suci ini, maka masyarakat juga dapat  menilai ibadah Jokowi-Maruf lebih taat dari pada Prabowo-Sandi," kata Regina.  

Regina pun menghimbau seluruh masyarakat pemilih, khususnya pendukung Jokowi-Ma'ruf, untuk bersama bergerak dan tidak golput. 

"Kita datangi TPS dan menangkan Jokowi-Maruf. Saya percaya Jokowi-Maruf orang baik dan berakhlak baik," pungkas cucu dari Sunawar Sukowati, salah satu pendiri PDI ini. 

Baca: Kembangkan Semangat Persaudaraan, Hindari Intimidasi

Seperti diketahui, muncul gerakan Subur Akbar Indonesia Putihkan TPS yang digagas oleh Panitia Bersama Forum Umat Islam (FUI). Gerakan ini didukung oleh Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan berbagai ormas serta lembaga Islam di Jakarta.

Kelompok pendukung Prabowo-Sandi ini menyatakan bakal ada 210 umat Islam yang 'menjaga' setiap TPS di Jakarta. Sebelum menduduki TPS, mereka akan mendengarkan tausyiah dan salat Subuh berjemaah.

Quote