Ikuti Kami

Hendrawan Tantang Tuduhan Partai Gerindra

Partai Gerindra yang menyebutkan politik uang yang menyebabkan Prabowo-Sandi kalah di ‘Kandang Banteng’.

Hendrawan Tantang Tuduhan Partai Gerindra
Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menantang tuduhan Partai Gerindra yang menyebutkan politik uang (money politics) yang menyebabkan Prabowo-Sandi kalah di ‘Kandang Banteng’.

Hendrawan menilai tuduhan tersebut harus memiliki data atau bukti-bukti yang jelas agar bias ditindak lanjuti.

"Laporkan ke Panwas/Bawaslu disertai bukti-bukti. Yang berteriak banyak, yang menghardik sistem tidak sedikit," jelas Hendrawan di Jakarta, Selasa (23/4).

Baca: Tuduhan Curang di Surabaya Efek Kaget PDI Perjuangan Berjaya

Hendrawan menilai wajar apabila ada tuduhan dari kubu Prabowo itu. Sebab, tuduhan memang biasa dilakukan dari pihak yang kalah.

"Di mata yang kalah, semua jelek adanya. Di mata yang menang, semua indah rupa," tambah Hendrawan.

Anggota DPR RI ini tak khawatir apabila tuduhan tersebut diungkap ke publik. Hal ini baik demi berjalannya demokrasi yang jujur dan transparan. "Biar aparat pengawas yang menilai," tegas dia.

Hendrawan menegaskan, Jawa Tengah merupakan kandang banteng. Sehingga bukan hal mudah masuk ke sana, meskipun sejak awal, Prabowo-Sandiaga sudah berkomitmen untuk menggempur wilayah tersebut.

"Jateng itu kandang banteng. Bila banteng terbangun, dia tak akan tidak lagi. Mereka segera ingat panggilan tugasnya dengan slogan biar gepeng tetep banteng," jelas Hendrawan.

Sebelumnya, Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro mengakui jagoannya 'babak belur' di wilayah yang biasa disebut kandang banteng tersebut. Namun, dia melihat sejumlah kejanggalan terjadi dalam proses pencoblosan pada 17 April lalu.

Baca: Hasto: Masyarakat Pilih Pemimpin Solutif Bukan Emosional

Sriyanto mengatakan, saat ini dirinya tengah mengumpulkan bukti-bukti kecurangan di Jawa Tengah. Saat ini tim tengah bekerja mengumpulkan hal tersebut untuk segera ditindaklanjuti.

"Termasuk dugaan money politics gila-gilaan. Ada juga seperti yang terjadi di Boyolali nyoblosi surat suara, kemudian yang lain ada rekapan salah entry data, tapi yang paling besar, tapi kami belum bisa menyimpulkan, banyak info adanya serangan fajar," jelas Sri.

Quote