Ikuti Kami

Ikuti Mekanisme, Pencalonan Gibran Bukan Politik Dinasti 

Gibran tidak diangkat menjadi pejabat pemerintahan Jokowi, tetapi mengikuti sebuah kontestasi melalui mekanisme demokrasi yang berlaku.

Ikuti Mekanisme, Pencalonan Gibran Bukan Politik Dinasti 
Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus.

Jakarta, Gesuri.id- Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menegaskan  majunya putra Presiden Joko Widodo (Jokowi),Gibran Rakabuming Raka dalam Pilkada Solo 2020 tidak dapat dikatakan sebagai politik dinasti.

Sebab, Gibran tidak diangkat menjadi pejabat pemerintahan Jokowi, tetapi mengikuti sebuah kontestasi melalui mekanisme demokrasi yang berlaku sama bagi semua orang.

Baca: PDI Perjuangan Solid Bergerak untuk Indonesia Raya

“Dan Dinasti dalam artian calon pemimpin yang berasal dari keluarga para pemimpin tidak selamanya berakibat buruk karena juga melahirkan orang seperti Indira Gandhi, Aquino, Benazir Buttho dan bahkan Ibu Megawati Soekarnoputri,” papar Deddy, baru-baru ini. 

Deddy melanjutkan, tuduhan bahwa ada potensi nepotisme dan penyalahgunaan kekuasaan dalam pencalonan Gibran adalah tuduhan prematur. Sebab ada banyak lembaga serta pihak yang terlibat dalam kontestasi, serta keterlibatan masyarakat secara luas melalui media sosial.

Deddy melanjutkan, di internal PDI Perjuangan sendiri, telah ada mekanisme baku dalam menjaring dan menyaring calon di 3 tingkatan yaitu DPC, DPD dan DPP dengan keputusan akhir di DPP.

Baca: Gibran Diperlakukan Sama dengan Peserta Cakada Lain

Partai, lanjut Deddy, punya 5 aspek yang dinilai untuk memutuskan seorang calon yakni, elektabilitas, kapasitas, rekam jejak, pertimbangan (geo dan sosio)politik, komitmen dalam menjalankan ideologi dan komitmen kepartaian.

“Setiap orang memiliki hak yang sama dan partai bersikap terbuka terhadap individu-individu yang dipandang tepat, dan tetap mengutamakan kader jika setidaknya memiliki penilaian yang setara dengan calon non kader,” pungkas Deddy.

Quote