Ikuti Kami

Pencalonan DPD RI, Ananta Wahana Safari ke Suku Baduy

Ananta ingin menjadi satu kesatuan dengan leluhur Banten.

Pencalonan DPD RI, Ananta Wahana Safari ke Suku Baduy
 Bakal calon (Bacalon) Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ananta Wahana mengunjungi tanah leluhur Suku Baduy di Desa Kenekes, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Lebak, Gesuri.id - Bakal calon (Bacalon) Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ananta Wahana mengunjungi tanah leluhur Suku Baduy di Desa Kenekes, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Baca: Bupati Kapuas Hulu: BUMD Tak Berikan Keuntungan untuk Apa Dipertahankan?

Ananta mengatakan bersilaturahmi ke Suku Baduy untuk mengetahui dan belajar kondisi dari kearifan lokal yang hakiki. Lantaran Ananta ingin menjadi satu kesatuan dengan leluhur Banten.

"Saya datang untuk menemui leluhur, belajar, dan izinkan saya menjadi bagian keluarga," kata Ananta di hadapan Kepala Desa dan masyarakat adat Baduy, Kamis, (25/5).

Lebih lanjut, Ananta menjelaskan bahwa keinginan itu merupakan panggilan hatinya sebab separuh hidupnya sudah dihabiskan menjadi perwakilan rakyat.

Kendati demikian, Ananta merasa jabatan wakil rakyat berkali-kali itu baru bisa memberikan manfaat di wilayah daerah pemilihan (Dapil) saja.

Oleh karenanya untuk lebih memberikan manfaat lebih luas lagi di “Ranah Jawara”, pada Pemilu 2024 nanti, Ananta maju menjadi bakal calon anggota DPD RI mewakili rakyat Banten.

"Hampir 25 tahun saya menjadi perwakilan rakyat, mengabdi pada negara dan wilayah. Karena itu, saya merasa sudah menjadi bagian dari keluarga Baduy," ujarnya.

"Selanjutnya, saya mohon doa dan restu. Dan, izinkan saya menjadi 1 dari 4 perwakilan Banten yang mengisi kursi di DPD RI," tambahnya.

Ananta juga menjelaskan kombinasi Blangkon bermotif batik Suku Baduy yang identik dengan dirinya, sebagai pernyataan nasionalis dan kecintaan pada daerahnya, Banten.

Menurut Ananta, Blangkon adalah lambang pergerakan antar saudara pada jaman kolonial, yang dipakai oleh para tokoh seperti Tjokroaminoto, Soekarno, Jenderal Sudirman, Mr Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono, dan lainnya. 

Sementara motif Batik Hariyang adalah ciri khas suku asli Banten, Suku Baduy.

Dalam pertemuan itu, Ananta disambut meriah oleh Jaro Pemerintah dan masyarakat adat Baduy. Ananta diberi hidangan kopi, keripik buatan UMKM masyarakat Baduy dan buah hasil panen, durian.

Sementara itu, Jaro Pemerintah masyarakat Baduy, Saija mengatakan, dirinya menerima niatan baik Ananta. 

Namun, lanjut dia, sepenuhnya menyerahkan niat  Ananta kepada masyarakat agar Suku Baduy tetap tertib, aman, dan selalu menjaga kelestarian alamnya.

"Daun salam, Daun selisih, saya ucapkan salam dan terimakasih kepada Bapak Ananta Wahana," ucap Jaro Pemerintah, Saija berpantun.

Kepala Desa Kenekes itu berpesan kepada Ananta agar menjadi perwakilan yang bersih dan mampu menahan hawa nafsu.

Baca: Vita Ervina: Regenerasi Petani di Temanggung Mendesak

"Lamun pemimpin kudu pintar (kalua jadi pemimpin harus pintar) jangan sampai korupsi. Jangan sampai terbawa nafsu," imbuhnya.

Pada sesi dialog terbuka, beberapa masyarakat adat Baduy menyampaikan aspirasinya. Misalnya, terkait kemajuan UMKM atau pengrajin termasuk menjaga kelestarian Desa Kenekes Suku Baduy.

Quote