Ikuti Kami

Prabowo-Sandi Empat Kali Eksekusi Gol Bunuh Diri

Adian Napitupulu mengatakan Jokowi-Maruf menang 10-0 melawan Prabowo-Sandiaga.

Prabowo-Sandi Empat Kali Eksekusi Gol Bunuh Diri
Pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 01 dan 02 sebelum debat Pemilu 2019, Kamis (17/1).

Jakarta, Gesuri.id - Juru Bicara Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Mar'uf Amin Adian Napitupulu mengatakan Prabowo-Sandiaga melakukan 'gol bunuh diri' di Debat Perdana Pilpres 2019, pada Kamis (17/1).

Baca: Retorika Prabowo Berantas Korupsi Tumpul 

Hal tersebut disampaikan Adian Napitupulu saat menjadi narasumber di sebuah stasiun televisi swasta, Kamis malam.

Awalnya, Adian Napitupulu mengatakan Jokowi-Maruf menang 10-0 melawan Prabowo-Sandiaga.

Pasalnya menurut politisi PDI Perjuangan itu, pernyataan Jokowi-Maruf di enam segmen debat memukul telak Prabowo-Sandi.

Hal itu diperparah dengan Prabowo-Sandiaga yang melakukan gol bunuh diri sebanyak empat kali.

"Enam tendangan yang disampaikan Jokowi dalam enam segmen itu gol semua. Kalau diibaratkan pemain bola, Prabowo-Sandi itu mendaratkan tendangan bunuh diri itu empat kali berturut-turut," kata Adian, ketika memaparkan alasan Jokowi-Ma'ruf bisa mendapatkan skor 10-0.

Adian kemudian membeberkan pernyataannya secara detail mengenai empat 'tendangan bunuh diri' pihak Prabowo yang dimaksudkannya itu.

"Misalnya, ketika Prabowo mengatakan luas Jawa Tengah lebih luas dari Malaysia," ujarnya. 

Menurut Adian, Prabowo menggunakan data yang tidak benar, karena luas Malaysia itu 10 kali lipat luas Jawa Tengah. Sehingga, membandingkan itu dalam sebuah debat terbuka menunjukkan bahwa Prabowo tidak memahami persoalan yang disampaikannya sendiri.

Adian Napitupulu  lantas memberikan pemaparan soal 'gol bunuh diri' Prabowo-Sandi lainnya. Ia mempertanyakan Prabowo yang menyebutkan soal korupsi itu tidak seberapa.

"Itu menunjukkan keberpihakan. Saya pikir itu gol bunuh diri," jelasnya.

Baca: Penegakan Hukum di Era Jokowi Lebih Efektif dan Konkret

Gol bunuh diri lain misalnya ketika Prabowo mengambil contoh terkait tentang kepala desa. Kepala desa itu ditangkap karena ada uang yang mengalir saat pengumpulan massa untuk menyambut Sandiaga di tempat itu. 

"Artinya, itu juga kasus yang salah untuk dijadikan contoh terkait penegakan hukum yang adil," tegas Adian.

Quote