Ikuti Kami

Putra Nababan: Hijrah ke Politik Butuh Penyesuaian Diri

Bergaul dengan banyak pengambil kebijakan tak menjamin semua wartawan bisa berhasil terjun ke dunia politik.

Putra Nababan: Hijrah ke Politik Butuh Penyesuaian Diri
Caleg DPR RI PDI Perjuangan dapil DKI Jakarta Timur, Putra Nababan, dalam program siaran Pewarna Indonesia dengan tema Persekusi Wartawan di Tahun Politik, yang disiarkan oleh Radio Pelita Kasih, Senin (4/3). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Hijrah profesi dari seorang wartawan menjadi politisi sesungguhnya bukanlah suatu hal yang baru. Namun hal itu tak bisa dianggap enteng sebab sangat memerlukan penyesuaian diri.

Baca: Cinta pada Jurnalistik Membuat Putra Nababan 'Survive'

Demikian dikatakan politisi muda yang juga Caleg DPR RI PDI Perjuangan dapil DKI Jakarta Timur, Putra Nababan, dalam program siaran Pewarna Indonesia dengan tema Persekusi Wartawan di Tahun Politik, yang disiarkan oleh Radio Pelita Kasih, Senin (4/3). 

Putra kemudian mencontohkan di Indonesia ada sosok ternama, Adam Malik, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-3 yang seorang diplomat, wartawan bahkan birokrat. "Saya rasa ini bukan sesuatu yang baru ya. Terutama Pak Adam Malik, kan juga mantan wartawan yang kemudian menjadi Menteri Luar Negeri dan menjadi Wapres (Wakil Presiden)," ujar Caleg dengan nomor urut 2 itu.  

Putra melanjutkan selain membutuhkan penyesuaian diri, pengalaman bergaul dengan banyak pengambil kebijakan, ujarnya, juga tak membuat semua wartawan bisa berhasil terjun ke dunia politik.

"Di luar negeri seperti negara-negara barat banyak politisi yang memiliki latar belakang seorang wartawan atau jurnalis," ungkapnya 

Demikian pula dengan sosok seorang Putra Nababan. Seorang jurnalis yang tak diragukan lagi kepiawaiannya, malang melintang di dunia jurnalistik. Namun ternyata dia lebih cinta negeri ini. 

Putra sangat mencintai negeri ini dan sadar betul bahwa dirinya harus berjuang lewat jalur politik agar negerinya tetap ada, NKRI tetap ada hingga ke anak cucunya, Pancasila tetap tegak berdiri sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang amat dicintainya.

Sejak kecil Putra memang sangat dekat dengan kehidupan jurnalisme, sebab Ayahandanya yang berprofesi sebagai wartawan ulung. Tak pelak Putra kecil memiliki cita-cita seperti ayahnya Panda Nababan, yaitu menjadi seorang wartawan. 

Karir sebagai wartawan pun ia jalani dengan serius dan penuh tanggung jawab serta ulet, tak hayal jika pria kelahiran Jakarta, 45 tahun lalu ini pun menjabat sebagai Pemimpin Redaksi (Pemred) Metro TV di usianya yang ke-38 tahun.

Merintis karir sejak 1994, akhirnya Putra memantapkan diri untuk terjun ke dunia politik bergabung bersama PDI Perjuangan dan pensiun di usianya yang ke-42 tahun dari dunia pertelevisian.

Maju sebagai Calon Anggota (Caleg) DPR RI dari PDI Perjuangan untuk daerah pemilihan (Dapil) Jakarta Timur (Jaktim), Putra yang sukses sebagai pembawa berita Indonesia terbaik selama 4 tahun berturut-turut, menjelaskan ketertarikan seorang wartawan ke dunia politik disebabkan oleh banyak faktor.

Baca: Putra Nababan: Ibu-ibu Membatik, Penjaga Budaya Bangsa

"Mungkin karena kita sebagai wartawan sering terekspose dengan berbagai kejadian ya, sering ke lapangan, mungkin juga karena kita sering bergaul dengan pengambil kebijakan. Baik itu menteri, dirjen, anggota DPR, wali kota, gubernur atau presiden. Itu mengekspos kita untuk biasa bergaul dengan banyak pengambil kebijakan," Putra menjelaskan.  

"Tapi mereka yang berhasil, mereka yang biasa terekspose dengan banyak liputan dengan banyak segmen, banyak kegiatan, sehingga ketika mereka menjabat mereka juga lebih terbuka dan mereka biasanya seorang generalis, meskipun dalam wartawan itu juga ada spesialisasinya," Putra yang juga merupakan founder idtalent.id itu menambahkan.

Quote