Ikuti Kami

Survei LPI soal Buruh, Peneliti Sebut Program Ganjar-Mahfud Lebih Jelas

Pasangan Ganjar-Mahfud dinilai responden lebih peduli isu buruh dan tenaga kerja dibandingkan 2 pasangan capres-cawapres lainnya.

Survei LPI soal Buruh, Peneliti Sebut Program Ganjar-Mahfud Lebih Jelas
Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD.

Jakarta, Gesuri.id - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) melakukan survei terbarunya, soal pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024, Jumat (1/12). Kali ini survei menunjukkan keunggulan bagi pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md saat membicarakan kaum buruh.

Pasangan Ganjar-Mahfud dinilai responden lebih peduli isu buruh dan tenaga kerja dibandingkan 2 pasangan capres-cawapres lainnya.

Dari survei LPI, sebanyak 68% publik menilai pasangan Ganjar-Mahfud yang paling peduli terhadap isu perburuhan dan ketenagakerjaan.

Sedangkan untuk kandidat lain, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat 12,5% suara responden dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapat 10,75% suara responden dengan 8,75% responden tidak menjawab.

Menanggapi hal itu, Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Syafuan Rozi menilai, hal itu wajar diterima oleh Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Sebab, keduanya diyakini lebih jelas dalam program kerja visi-misi termasuk dalam sektor buruh.

“Penilaian saya, sejauh ini, baru pasangan Ganjar-Mahfud yang platform kerjanya jelas dan rasional. Nah, isu perburuhan, ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja dan isu ekonomi yang melingkupinya merupakan tantangan terberat yang harus dihadapi oleh pemerintahan berikutnya. Bisa jadi, faktor itu pula yang membuat dukungan publik kepada pasangan Ganjar-Mahfud semakin kuat, terkhusus dari kalangan buruh," ujar Syafuan menghadiri diskusi Elektabilitas Capres-cawapres di Kalangan Buruh" di Aryaduta Hotel, Semanggi, Jakarta, Sabtu (2/12/2023).

Kesempatan Demografi

Menurut Syafuan, tantangan selanjutnya yaitu kesempatan demografi. Keberlimpahan penduduk usia produktif yang diproyeksikan berlangsung hingga 2030 mendatang harus direspon oleh upaya pemerintahan berikutnya dalam merespon isu ketenagakerjaan pada 2024 mendatang.

"Isu perburuhan ini memang kompleks dan saling bertemali dengan isu ekonomi, terutama inflasi. Menurut saya, penentunya terletak pada agenda kerja setiap kontestan untuk memformulasikan integrasi dan konektivitas antara sektor industri dengan penyerapan sektor tenaga kerja,” jelas Syafuan.

Syafuan menyarankan, Indonesia bisa berkaca dengan Jepang atau China yang konsen dan kreatif dalam membangun relasi kuat antara kapasitas produksi dalam negeri dengan optimalisasi sumber daya manusianya.

“Jadi ada keterikatan yang kuat penyerapan barang/jasa maupun upaya menjaga daya beli masyarakat,” dia menandasi.

Quote