Ikuti Kami

Anton Khawatirkan Jika Radikalis Kuasai Indonesia

Maka seluruh produk kebudayaan yang tak mereka setujui akan dihancurkan. 

Anton Khawatirkan Jika Radikalis Kuasai Indonesia
Mantan Kadiv Humas Polri Irjen (Purn) Anton Charliyan.

Tasikmalaya, Gesuri.id - Mantan Kadiv Humas Polri Irjen (Purn) Anton Charliyan menyatakan, jika Negara Kesatuan Republik Indonesia dikuasai Radikalis semacam ISIS, Hizbur Tahrir, Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islamiah dan lainnya yang selalu bermimpi ingin mendirikan Negara Khilafah dengan  menjual semangat untuk mendirikan Negara berkedok Agama, maka seluruh produk kebudayaan yang tak mereka setujui akan dihancurkan. 

Di Suriah, sambung Anton, sebagaimana diberitakan di media-media, bahwa pasukan ISIS menghancurkan patung-patung, relief dan benda bersejarah lainnya. 

"Maka tidak akan jauh berbeda bila menguasai Indonesia pun, mereka akan berbuat hal yang sama. Otomatis, Candi Borobudur, sebagai Candi terbesar di dunia, Candi Mendut, Prambanan, dan lainnya akan dibumi hanguskan rata dengan tanah karena dianggap sebagai berhala," ujar Anton.

Kemudian, sambung Anton, museum-museum pun akan dihancurkan, karena dianggap sebagai tempat menyimpan benda yang mengarah pada kemusyrikan.

Baca: Anton Dukung Perda Anti Radikalisme di Garut

Lalu, tahlil, maulidan, rajaban, sholawatan, syukuran dan tradisi-tradisi hajatan lainya pasti akan dilarang karena dianggap sebagai Bid'ah yang tidak sesuai dengan Sunnah Rosul. 

"Demikian juga tempat ziarah  Para Wali, para Syech dan para Aulia lainnya pasti akan dibongkar juga dijadikan kebun karena Ziarah kubur dianggap sebagai perbuatan Syirik," tegas Anton, yang juga dikenal sebagai Budayawan Sunda ini.

Demikian juga, sambung Anton, nasib para pemimpin Nasionalis yang saat ini termasuk golongan anti Radikal dan Intoleran, akan dicap sebagai kafir yang anti Islam. Para pemimpin itu akan langsung  dieksekusi mati, atau minimal yang teringan masuk penjara.

Dan tidak lupa, harta mereka pun akan disita sebagai Gonimah.

Lalu, ujar Anton, tempat-tempat ibadah agama non Muslim seperti Pura, Klenteng ,Gereja dan lainnya juga  tidak bisa dibayangkan nasibnya. Yang  pasti tempat-tempat itu dibekukan aktivitasnya, dan akan dialih fungsikan sebagai kantor atau gedung pertemuan.

"Sistem keuangan pun yang pasti akan dirubah mengatas namakan sistem Syariah , sehingga tidak akan ada lagi Bank umum seperti BRI, BNI, BCA , Mandiri dan lainnya," ujar Anton. 

"Papan nama kantor dan jalan pun selain huruf latin dibawahnya pasti diwajibkan memakai Huruf Arab, sehingga tidak akan ada lagi yg namanya Huruf Jawa Hanacaraka, Sunda Kaganga, huruf Bali, Makasar dan lainnya," tambah Mantan Kapolda Jabar itu.

Pakaian resmi sehari-hari pun, menurut Anton  akan lebih banyak menggunakan Gamis dan Sorban dari pada pakaian batik. Apalagi pakaian adat,  tidak menutup kemungkinan bisa diharamkan.

Kesenianpun akan berubah total. Anton mengatakan, irama gambus pasti akan lebih dominan dari pada irama kecapi suling dan gamelan, bila kaum radikalis berkuasa. 

Bahkan, ujarnya, bukan tidak mungkin para penyanyi tidak akan lagi bisa manggung dan merekam lagu, karena menjual suara pun termasuk salah satu perbuatan yang diharamkan.

Baca: Megawati: Elektoral Tinggi Pemacu Terus Bergerak ke Bawah

"Kemudian juga Bali sebagai pusat destinasi wisata nasional dan International, NTT sebagai pusat Fauna Langka dunia, Papua sebagai wilayah dengan sumber daya alam terbesar di Indonesia, Kalbar, Sulut, Maluku, sebagai Provinsi-provinsi yang mayoritas Non Muslim, pasti akan memisahkan diri dari NKRI karena tidak mungkin lagi bergabung dengan Negara yang  berdasarkan agama yang berbeda aqidahnya dengan mereka," ujar Anton.

Mungkin,sambung Anton,  masih banyak peristiwa tragis yang akan terjadi di Indonesia, yang tidak mungkin bisa dipaparkan semua, bila kaum Radikalis berkuasa. 

"Yang jelas tidak akan jauh berbeda dengan yang pernah terjadi di Suriah, Afganistan dan lainnya yang pernah kita saksikan di media-media sosial," ujar Anton.  

"Maka dengan demikian, otomatis bila Indonesia dikuasai ISIS & anteknya, NKRI pasti Bubar, hanya tinggal sebuah nama, bahwa dulu pernah ada yang namanya NKRI, tapi kini hanya tinggal sebuah kenangan, sebagai Sejarah di masa lalu," pungkas mantan Kapolwil Priangan itu

Quote