Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka menegaskan bahwa keputusannya meninggalkan dunia hiburan dan terjun ke politik merupakan pilihan sadar dari dirinya sendiri.
"Bahwa menjadi anggota DPR itu buat saya adalah kesadaran saya, pilihan sadar saya," kata pemeran Oneng dalam sitkom Bajaj Bajuri itu, saat menjadi tamu di podcast Curhat Bang Denny Sumargo, Sabtu (6/9/2025).
Rieke menjelaskan, motivasinya lahir dari latar belakang aktivis mahasiswa tahun 1995 yang kerap mengikuti aksi demonstrasi.
"Jadi kalau ditanya apa sih motivasiku jadi DPR, karena aku juga berangkat dari aktivis mahasiswa 95, hari-hari demo," ungkap Rieke Diah Pitaloka.
Kala itu, namanya tengah naik di dunia hiburan Tanah Air, bahkan ia memiliki program acara televisi.
"Waktu itu saya masih posisi di dunia hiburan, sinetron itu lagi hits, dan saya megang satu acara," jelasnya.
Namun, keputusannya menimbulkan pertanyaan dari sejumlah pihak.
"Terus produser mengatakan 'Kamu serius mau meninggalkan zona nyaman ini'," ucapnya.
Ia mengaku keputusan itu didasari pengalaman hidup yang berat sebagai anak dari keluarga sederhana.
"Tapi menurut saya sudah saat gitu, karena saya berasal dari keluarga yang tidak mampu. Saya tahu betul rasa tidak enaknya menjadi anak dari keluarga miskin," ujarnya.
Lebih lanjut, Rieke mengenang ibunya yang meninggal karena tak memiliki biaya berobat.
"Ibu saya meninggal karena tidak bisa berobat," ungkapnya.
Hal itu meneguhkan tekadnya untuk memperbaiki sistem pelayanan publik di Indonesia.
"Kalau di negara lain tidak ada orang miskin ditolak dari rumah sakit, kenapa di Indonesia tidak bisa. Berarti ada sesuatu yang harus diperbaiki," tuturnya.
Sejak 2009, Rieke dipercaya menjadi anggota DPR RI dengan harapan bisa mengubah sistem agar masyarakat kecil lebih diperhatikan. Menurutnya, musuh besar bangsa bukan sekadar kemiskinan dan kebodohan.
"Jadi kalau ada yang mengatakan musuh besar bangsa ini kemiskinan dan kebodohan, sebenarnya kalau boleh saya tambahkan musuh besarnya itu bukan kemiskinan dan kebodohan, tapi pemiskinan dan pembodohan yang dilakukan," pungkasnya.