Ikuti Kami

Chinese Modernization, Jalan Panjang Menuju Tatanan Baru Dunia yang Berperadaban (1)

Negeri China berhasil bertransformasi menjadi negara modern berteknologi dengan tetap berakar pada nilai tradisi yang kuat.

Chinese Modernization, Jalan Panjang Menuju Tatanan Baru Dunia yang Berperadaban (1)

China, Gesuri.idCatatan perjalanan : Selama 10 hari, mulai dari tanggal 20 – 30 April 2024, wartawan Gesuri.id, Ali Imron Hamid, berada di China untuk melihat dan merasakan langsung bagaimana negara China sudah berkembang sangat pesat menjadi negara maju dan memiliki posisi yang kuat di tingkat global. Perjalanan itu untuk menyelami modernisasi China di segala aspek kehidupan dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisi yang kuat dan berakar di masyarakat. Tulisan ini diturunkan dalam beberapa episode

Setelah melakukan beberapa persiapan singkat perjalanan seperti membuat paspor baru dan visa ke China, tibalah hari itu, Sabtu 20 April 2024. Pesan singkat we chat dari Amy Li, salah seorang kader dari Communist Party of China sudah memberikan beberapa informasi sebagai bekal keberangkatan. 

Di China nanti, aplikasi Whatsapp sama sekali tidak ada gunanya. Sehingga Amy menyarankan untuk mendownlod We Chat untuk memudahkan berkomunikasi selama 10 hari di China. Dia juga tidak lupa mengingatkan untuk mengatifkan roaming internasional, agar saya tetap bisa menggunakan whatsapp untuk berkomunikasi di Indonesia. Selain itu dia juga memberikan kontak person yang akan menjemput saya di bandara Beijing.

Perjalanan ke China ini tidak menggunakan direct flight atau penerbangan langsung melainkan transfer flight. Jadi saya berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada jam 12.00 malam atau tepat Sabtu pagi dini hari menggunakan pesawat berbodi bongsor, Cathay Pacific untuk kemudian mendarat di Hong Kong International Airport pada pukul 06.00 pagi. Total 6 jam perjalanan udara dalam cuaca yang cerah. 

Begitu mendarat di Hong Kong, kemudian istirahat dua jam di bandara, sebelum melanjutkan perjalanan lagi pada jam 08.30 pagi dengan tujuan Beijing Capital Internasional Airport. Transfer flight ini menggunakan pesawat China Air Service dengan jam kedatangan 11.35 waktu Beijing atau sekitar 3,5 jam di udara. Sehingga jika ditotal selama 9,5 jam perjalanan panjang dari Jakarta ke Beijing. 

Begitu sampai di Beijing, roaming internasional yang sudah diaktifkan di Jakarta segera berlaku. Saya pun mengabarkan kepada Yuan Kun Kun atau YKKK kalau saya sudah mendarat di Beijing. Kami pun akhirnya bertemu di pintu penjemput terminal 2 Beijing. Kami bergegas masuk ke dalam mobil penjemputan untuk kemudian berangkat menuju Wanshou Hotel yang berada di pusat kota Beijing. Tepat pukul 17.00 waktu Beijing, kami pun sampai di hotel untuk check in. 

Dari 35 delegasi kader partai dari berbagai negara di Asia, Amerika Latin, dan Eropa, saya tiba lebih dulu. Delegasi lain seperti Brazil, Botswana, dan Egypt sempat mengalami delayed flight sehingga membuat mereka terpaksa bermalam di sekitar bandara di Qatar sebelum transfer flight menuju Beijing. Pada akhirnya kami semua, para delegasi bisa sampai di Wanshou Hotel. Saya pun beruntung bisa berkenalan dengan semua delegasi yang hadir. Mereka semua adalah party member atau anggota partai dari divisi media relation di masing-masing negara. 

Delegasi Asia yang hadir adalah Malaysia, Laos, Kamboja, Srilanka, Vietnam, Nepal, Maldives, Mongolia, dan Timor Leste. Delegasi Amerika Latin yang hadir adalah Venezuela, Brazil, Spanyol, Trinidad Tobago, Cuba dan Chile. Sedangkan dari Afrika terdapat delegasi Zambia, Botswana, Gambia, dan Mozambique. Kemudian dari belahan Arab ada Mesir, Azerbaijan dan Lebanon. Dan delegasi Eropa ada delegasi dari Rusia serta dari Inggris. Mereka semua rata rata usia 35-48 tahun. Hanya ada beberapa yang berusia 26-30 tahun. 

Malam pun semakin larut, dan Yuan Kun Kun menginfokan saya lewat pesan singkat untuk mempersiapkan pidato singkat pada formal meeting dengan Vice Minister International Department of CPC Central Committee (IDCPC), Sun Haiyan besok pagi di kantor pusat IDCPC. 

“Sir,We would like to invite you to speak at the meeting with Vice Minister Sun Haiyan tomorrow afternoon. The length of your speech should not exceed 6 minutes. You may talk about Chinese-style modernization, international public opinion situation, and strengthening cooperation between political parties and media,” kata YKK dalam pesan singkatnya di We Chat.

Kabar tersebut membuat saya deg-degan sekaligus terjaga sampai tengah malam untuk mempersiapkan pidato di hadapan Vice Minister Sun Haiyan. Tema yang harus disiapkan adalah tentang Chinese Modernization yang sedang giat-giatnya dilakukan di seluruh pelosok negeri China. Saya pun menyiapkan dua lembar teks pidato sesuai tema sampai tertidur.

Keesokan harinya, saya bergegas mempersiapkan diri. Dengan mengenakan setelan jas lengkap dengan dasinya, saya pun melangkah mantap menuju kantor pusat IDCPC bersama dengan delegasi lainya menggunakan bus yang sudah disiapkan oleh panitia acara. Cuaca China sangat sejuk sekitar 28 derajat Celcius.

Di dalam bus, YKK menginfokan kalau di acara formal nanti ada lima delegasi yang diminta untuk menyiapkan pidato. Mereka dari delegasi, Spanyol, Zambia, Chile, Inggris, Lebanon dan tentu saja Indonesia. Selama perjalanan saya mencoba membaca ulang apa yang sudah saya tulis dan sempat print agar tidak terjadi kesalahan pengucapan. Beruntung, saat ini ada aplikasi voice translator sehingga saya bisa membaca teks dengan pronounciation yang tepat. 

Kawan saya dari Partai UMNO Malaysia, Mohammad Faisal mencoba menenangkan saya, dengan mengatakan cukup baca saja sesuai titik dan komanya. Tidak perlu terburu-buru ataupun tergesa-gesa. Tidak perlu juga menghapal. Peserta yang ditunjuk untuk menyampaikan pidato juga sudah mempersiapkan teks pidato di dalam notes di handphone masing-masing.

Tanpa terasa, 30 menit perjalanan menuju kantor pusat IDCPC akhirnya tiba. Bak diplomat negara, kami para delegasi disambut dengan sangat hangat sekali dan diterima di ruang oval, tempat para tamu penting negara singgah. Tidak lama di ruang oval tersebut, delegasi kemudian diarahkan ke ruang pertemuan di lantai 2 kantor IDCPC tersebut. Kami pun diminta berbaris dalam satu barisan untuk masuk dan bersalaman dengan Madam Sun Haiyan. 

Saya berdiri di belakang delegasi Malaysia, Muhammad Faisal. Tepat di belakang saya ada Soonthone delegasi dari Laos, dan Sarah delegasi dari Mesir. Akhirnya tibalah waktunya. Saya pun berkesempatan bersalaman langsung dengan Madam Sun Haiyan. Saat bersalaman itulah saya memperkenalkan diri sebagai delegasi dari PDI Perjuangan. Madam Sun Haiyan pun langsung menyambut ramah dan sempat mengatakan bahwa Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Madam Sun Haiyan sangat berteman baik. Beliau pun juga mengucapkan selamat kepada PDI Perjuangan yang berhasil menang hattrick di ajang Pemilu 2024. 

Saat sambutan, Madam Sun Haiyan, menekankan tentang pentingnya kerjasama multilateral partai dengan negara-negara lainnya di dunia. China saat ini sedang semangat membangun Chinese Modernization di setiap sendi kehidupan. China juga tidak segan belajar dari negara-negara delegasi terkait dengan pembangunan di masing-masing negara.

“Saya ingin mendengarkan langsung pengalaman dari delegasi terkait dengan bagaimana mengelola konten di media online dan media sosial sehingga bisa menjangkau semua kalangan dengan baik,” ujarnya saat itu.

Vice Minister Sun Haiyan pun juga memberikan kesempatan kepada para delegasi yang hadir untuk turut menyaksikan langsung dan juga merasakan bagaimana Chinese Modernization itu telah berkembang sedemikian pesat di China. Para delegasi akan melihat sendiri bagaimana China itu sangat serius dalam mengembangkan teknologi Artificial Inteligent (AI) untuk membantu banyak pekerjaan di China. Delegasi akan melihat industri pertanian di China juga sudah mulai menggunakan AI, industri otomotif seperti mobil passenger bisa menyetir hingga melakukan parkir sendiri dengan baik tanpa bantuan driver. Belum lagi perusahaan Yuyu - perusahaan aplikasi seperti Gojek di Indonesia – bisa membantu warga China untuk memesan makanan dan berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Usai Madam Sun Haiyan menyampaikan speech, saya mendapat giliran ketiga untuk menyampaikan pidato. Di dalam speech tersebut saya menulis ucapan terima kasih atas sambutannya yang hangat. Modernisasi di China dibangun tidak dalam waktu yang singkat. Konsep modernisasi tersebut sudah dimulai sejak jaman Presiden Mao Ze Dong menjadi penguasa di China yang kemudian dilanjutkan hingga masa Presiden Xi Jinping sekarang ini. Modernisasi tidak hanya semata pertumbuhan ekonomi dan teknologi melainkan juga pelestarian dan peningkatan nilai-nilai tradisi China dan menjaga keharmonisan sosial.

Dalam peningkatan kerjasama antar partai politik, media berfungsi sebagai jembatan penting antara pemerintah dan masyarakat, menyediakan platform bagi beragam suara untuk didengarkan dan didiskusikan. Dengan memupuk transparansi, akuntabilitas dan saling menghormati, kita dapat memastikan bahwa media tetap menjadi benteng demokrasi, menjaga prinsip-prinsip hak kebebasan untuk berekspresi.

Quote