Ikuti Kami

Ini Makna Ziarah ke Makam Bung Karno Bagi Djarot

Tertata apiknya Makam Bung Karno tidak lepas dari tangan dingin Djarot selama menjabat sebagai Wali Kota Blitar.

Ini Makna Ziarah ke Makam Bung Karno Bagi Djarot
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.

Blitar, Gesuri.id - Bertepatan dengan Maulid Nabi Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Selasa (20/11).

Sembari berziarah, mereka sempat berkeliling ke kios-kios yang berada sepanjang Lapangan parkir bus menuju Kompleks Makam Bung Karno. Rata-rata, mereka menjual pernak pernik hingga kaus bergambar Soekarno. 

Baca: Safari Kebangsaan, Upaya PDI Perjuangan Raih Kemenangan

Tak sedikit para pedagang ini menambahkan kata-kata fenomenal sang proklamator ke kaus yang mereka jual.

Bagi Djarot, tempat itu sangat istimewa. Pasalnya, dirinyalah yang membangun lapangan parkir itu saat masih menjabat di tahun 2003 saat masih menjabat sebagai Wali Kota Blitar.

Dia mempercantik tempat itu dengan sejumlah pohon yang ditanam teratur. Kini, pohon-pohon itu telah berusia 15 tahun. Tinggi dan rindang sehingga meneduhi tempat itu dari panasnya matahari.

"Dulu tempat ini adalah kantor kecamatan. Lalu saya pindah kantornya, supaya tempat ini menjadi lahan parkir sekaligus pedagang ditata berjualan di dalam kios," ungkap Djarot.

Tak hanya para pedagang saja yang memadati tempat tersebut. Jarak antara parkiran bus ke lokasi makam Bung Karno yang cukup jauh juga membuka lahan penghasilan bagi tukang becak yang kerap mangkal di sana.

Hal ini, kata Djarot, membutikkan jika hingga saat ini Bung Karno tetap menghidupi rakyatnya.

"Jadi kalau warga bilang Bung Karno 'menghidupi' ya memang benar. Bung Karno memang secara fisik sudah wafat. Tapi betul-betul bisa menghidupi warga Blitar raya. Karena setiap tahun, bisa jutaan orang yang datang ke Blitar," kata Djarot.

Djarot juga mengingat, saat pertama menjabat Walikota Blitar pada tahun 2.000, oleh rejim Orde Baru, makam Bung Karno ditutup dengan kaca tebal tahan peluru. Olehnya, kaca itu dibongkar demi mendekatkan Bung Karno dengan rakyatnya.

Selain membenahi kompleks makam, dia membenahi juga wahana wisata lain seperti Istana Gebang. Pusat Kerajinan dan UKM juga dibangun. Sebab disadari, Blitar tak mungkin hidup dari investasi besar seperti pabrik-pabrik manufaktur. Maka investasi yang disasar adalah investasi rakyat kecil yang berjualan, namun jumlahnya banyak.

Baca: Hasto Sebut Lamongan Jadi Lumbung Pangan Indonesia

"Di Blitar tak ada demo buruh. Karena semua berwiraswasta. Inilah wiraswasta yang dihidupi Bung Karno. Saya bangga dengan Blitar. Ekonomi kerakyatan tumbuh pesat dan disini mampu mensuplai 30 persen telur nasional,” ujar Djarot.

Bupati Blitar Riyanto, dan PLT Walikota Blitar Santoso, yang mendampingi kunjungan tersebut bertekad menjadikan Blitar sebagai salah satu pusat sejarah Bung Karno.

Quote