Ikuti Kami

Di Hari Disabilitas Internasional, Yudha Puja Turnawan Semangati Wildan yang Bercita-Cita Jadi Pilot

Muhamad Wildan, siswa SLB kelas 4 yang bermimpi menjadi pilot meski hidup dengan disabilitas. 

Di Hari Disabilitas Internasional, Yudha Puja Turnawan Semangati Wildan yang Bercita-Cita Jadi Pilot
Anggota DPRD Garut dari Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, mengawali peringatan Hari Disabilitas Internasional dengan mengunjungi Muhamad Wildan, siswa SLB kelas 4 yang bermimpi menjadi pilot meski hidup dengan disabilitas. 

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Garut dari Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, mengawali peringatan Hari Disabilitas Internasional dengan mengunjungi Muhamad Wildan, siswa SLB kelas 4 yang bermimpi menjadi pilot meski hidup dengan disabilitas. 

Kunjungannya pada Rabu (3/12/2025), di Kampung Cigadog Asem, Desa Lingkung Pasir, Kecamatan Cibiuk, menghadirkan suasana hangat dan penuh harapan bagi keluarga Wildan.

“Pertama, saya mengucapkan selamat Hari Disabilitas Internasional. Ini adalah pengingat bahwa kita harus makin peduli dalam mewujudkan kesetaraan bagi para penyandang disabilitas,” ujar Yudha.

Kehadiran Yudha bukan sekadar agenda seremonial. Ia datang membawa bantuan sembako dan uang tunai untuk meringankan beban keluarga Wildan. Dalam kunjungan itu, Dinas Sosial Garut melalui Bidang Rehabsos juga menyerahkan kursi roda baru, menjadi simbol dukungan konkret terhadap kebutuhan mobilitas Wildan. 

Yudha yang hadir bersama Bidang Rehabsos Dinsos Garut, Pemerintah Desa Lingkung Pasir, dan TKSK Cibiuk menekankan pentingnya implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas di Kabupaten Garut, agar pemenuhan hak-hak disabilitas tidak hanya berhenti pada wacana.

Saat ditemui, Wildan tampak penuh semangat. Meski memiliki keterbatasan fisik, mimpi besarnya untuk menjadi pilot mendapat dukungan penuh dari Yudha. Legislator Garut itu menegaskan bahwa cita-cita tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin diwujudkan.

“Tidak ada yang tidak mungkin. Dengan terapi, pendidikan yang tepat, dan dukungan semua pihak, mimpi Wildan bisa terwujud. Tugas kita adalah memastikan anak-anak penyandang disabilitas mendapat kesempatan yang sama,” tegasnya.

Kursi roda baru yang diterima Wildan diharapkan dapat mendukung aktivitas hariannya serta memperlancar proses terapi yang ia jalani. Selain bantuan alat, Yudha juga mendorong adanya intervensi lebih lanjut dari pemerintah pusat. Ia meminta agar Kementerian Sosial melakukan asesmen lanjutan terkait peluang bantuan Wira Usaha bagi keluarga Wildan serta program Rumah Sejahtera Terpadu (RST) untuk meningkatkan kondisi tempat tinggal mereka.

“Ini membutuhkan ikhtiar bersama. Pemerintah daerah, Kemensos, wakil rakyat, hingga masyarakat harus bergerak seiring sejalan,” ungkap Yudha.

Baginya, pemenuhan hak penyandang disabilitas adalah perjuangan panjang yang harus dilakukan secara konsisten. Bukan hanya upaya tahunan, tetapi sebuah gerakan berkelanjutan agar setiap anak, termasuk Wildan, tetap memiliki ruang untuk bermimpi dan berjuang meraih masa depan yang layak.

Yudha menutup kunjungan dengan seruan kepedulian yang lebih kuat dari seluruh elemen masyarakat.

“Ayo kita makin peduli kepada penyandang disabilitas. Mari kita wujudkan kesetaraan, keberdayaan, dan kesempatan agar mereka bisa produktif seperti kita pada umumnya,” ungkapnya.

Kunjungannya tidak hanya memberi bantuan, tetapi juga menegaskan pesan penting bahwa kesetaraan adalah perjuangan yang dibangun dari tindakan nyata. Dari kampung kecil Cigadog Asem, semangat itu kembali disuarakan bahwa mimpi setiap anak, tak terkecuali Wildan, berhak untuk terus terbang setinggi langit.

Quote