Maluku Barat Daya, Gesuri.id - Anggota DPR RI dapil Maluku Mercy Christy Barends membantu merevitalisasi tanaman cengkeh dan pala di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dengan menyerahkan 5.000 anakan tanaman rempah itu untuk dikembangkan di tiga pulau di wilayah itu.
Baca: Jokowi Diminta Perhatikan Manuver Menteri Terkait Ekonomi
"Bantuan 5.000 anakan cengkeh dan pala yang merupakan bibit unggul ini sebagai bagian dari upaya saya penanaman dan revitalisasi tanaman rempah ini di provinsi Maluku," kata Mercy Barends, Kamis (5/5).
Bantuan bibit yang diserahkan kepada Bupati MBD Benjamin Thomas Noach dan diteruskan kepada para petani, menurutnya, merupakan bibit unggul yang diambil dari Negeri Liliboy, di Pulau Ambon yang merupakan salah satu pusat penangkaran benih cengkeh dan pala dan cengkeh di Maluku.
Bantuan tersebut diserahkan Mercy Barends kepada kepada Bupati MBD, Benyamin Thomas Noach, di Tiakur, ibu kota kabupaten MBD, pada Selasa (26/4).
Selanjutnya bantuan itu diteruskan kepada perwakilan petani di Pulau Wetar, Babar dan Romang, yakni Jonathan Masiba dari kecamatan Wetar Barat, Anton Nunusala (Kecamatan Romang), Abe Payara Kecamatan (Pulau-PUlau Babar), Nus Letlora Kecamatan Babar Timur dan Gaspar Letti Kecamatan Damer.
Selain menyerahkan ribuan bibit itu, Mercy bersama Bupati Benjamin juga menanam tanaman cengkeh dan pala di mulai di pusat ibukota kabupaten Maluku Barat Daya, tepatnya di Taman Kota Tiakur dengan disaksikan OPD terkait.
"Jadi Bibit cengkeh dan pala yang diserahkan kepada para petani ini telah melalui proses seleksi dan pembibitan yang baik dan ditetapkan dan disertivikasi sebagai bibit unggul oleh Dinas Pertanian Provinsi Maluku. Jika ditanam dan berkembang dengan kualitas terbaik sekaligus menjadi investasi masa depan, mari lakukan yang terbaik sehingga untuk anak dan cucu dapat menikmatinya di masa mendatang," ujar Mercy.
Mercy yang sedang melakukan reses di kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga Timor Leste itu, menyatakan dirinya merasa miris dan sedih setelah mendapatkan informasi dari Kemenristek (sekarang Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN) bahwa kualitas cengkah dan pala dari Maluku anjlok pasaran dan kualitasnya malah kalah dari daerah lain seperti Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Diakuinya, sejak menjadi DPR RI periode pertama 2014-2019 dan kemudian periode kedua 2019-2024, program revitalisasi dan penanaman kembali tanaman cengkeh dan pala terus digiatkannya, kendati harus menggunakan dana reses maupun menyisihkan sebagian dari gaji dan biaya perjalanannya, guna mengembalikan kejayaan Maluku sebagai daerah penghasil rempah-rempah terbaik.
Dia berharap bupati dan Wali Kota di Maluku dapat mengembangkan lokasi khusus sebagai "one stop service" pengembangan tanaman rempah Maluku dari hulu hingga hilir untuk mengembalikan kejayaannya, sekaligus memudahkan warga memperoleh berbagai hasil olaharan komoditi unggulan itu, serta menjadi tempat penelitian mahasiswa dari berbagai daerah.
Baca: Sebut JIS Mahakarya, Anies Fokus Kampanye Pilpres 2024
Selain itu perlu ditindaklanjuti dengan pembentukan asosiasi petani rempah di masing-masing daerah dan dapat memainkan peranan penting dalam penentuan harga komoditi unggulan itu di pasaran dalam negeri.
"Ke depan petani rempah Maluku harus memainkan peranan penting dalam menentukan harga jual di pasaran nasional. Jangan hanya pasrah dengan para pemodal yang hanya menjadi penadah menentukan harga cengkeh dan pala seenak perut mereka," tegasnya.
Pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian masing-masing juga diminta untuk mengembangkan layanan khusus tentang jumlah produksi cengkeh dan pala di masing-masing daerah setiap tahun, guna mempermudah para pemodal maupun pedagang besar melakukan transaksi dengan para petani. Dilansir dari antaranewscom.