Jakarta, Gesuri.id - Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus membumikan nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
Ajakan tersebut disampaikan dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar dan diikuti oleh perwakilan berbagai komunitas warga di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Dalam paparannya, Mufti Anam menegaskan bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan kompleks, mulai dari dinamika geopolitik global, persoalan ketahanan pangan, hingga tekanan sosial dan ekonomi yang dirasakan masyarakat.
Menurutnya, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan tetap relevan sebagai pedoman untuk melewati tantangan tersebut.
“Situasi ekonomi yang tidak mudah belakangan ini membutuhkan semangat gotong royong dan solidaritas sosial. Nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan menjadi fondasi penting agar bangsa ini tetap kokoh,” ujar Mufti, dikutip Minggu (14/12)
Ia menjelaskan bahwa konsolidasi Empat Pilar Kebangsaan pertama kali digagas oleh almarhum Taufiq Kiemas saat menjabat sebagai Ketua MPR RI periode 2009–2014. Empat pilar tersebut meliputi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mufti menekankan Pancasila memiliki posisi sentral sebagai ideologi bangsa, dasar negara, sekaligus falsafah hidup masyarakat Indonesia.
“Pancasila digali langsung oleh Bung Karno dari nilai budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia, dan pertama kali disampaikan dalam pidato 1 Juni 1945. Artinya, Pancasila benar-benar lahir dari rakyat Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mufti mengajak masyarakat untuk mengimplementasikan nilai gotong royong dan kepedulian sosial. Ia mencontohkan pentingnya memperhatikan kondisi lingkungan sekitar agar tidak ada warga yang mengalami kesulitan, termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan.
“Coba tengok tetangga kanan dan kiri. Jangan sampai ada yang kesusahan atau bahkan tidak bisa makan. Mari kita saling bantu dan saling peduli,” imbuh mantan Ketua HIPMI Jawa Timur tersebut.
Selain itu, Mufti juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama dan menghormati perbedaan suku, agama, serta latar belakang sosial. Menurutnya, persatuan adalah kunci utama kemajuan bangsa dan daerah.
“Perbedaan adalah keniscayaan. Kita semua adalah bagian dari rumah besar Indonesia. Kalau kita bertengkar karena perbedaan agama atau suku, negara dan daerah kita tidak akan bisa maju,” pungkasnya.

















































































