Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Rokhmin Dahuri berpesan remaja produktif bukan mitos, apalagi kalau mereka punya panduan hidup dari Allah SWT. Demikian dikatakannya saat mengisi Talkshow “Produktif tanpa Toxic: Remaja Muslim Anti Mager & Overthinking” di Islamic Book Fair 2025, JCC Senayan, Minggu (23/6).
Menurut beliau, Al-Qur’an dan hadits adalah kompas utama yang tak pernah salah arah. "Salat lima waktu dengan disiplin saja sudah menjadi jurus jitu agar kita anti mager dan anti overthinking," jelasnya.
Kebiasaan bangun pagi untuk salat Subuh, apalagi ditambah tahajud di sepertiga malam terakhir, disebut sebagai kunci diangkatnya derajat seorang muslim ke maqāmam mahmūdāh—tempat terpuji di sisi Allah.
“Kalau kita disiplin menjalankan salat lima waktu, tepat waktu, berjamaah di masjid, itu resep paling praktis untuk sukses dunia dan akhirat. Anti mager, anti overthinking, dan otomatis hidup kita jadi teratur,” tegasnya.
Rokhmin juga mengajak para remaja untuk menghidupkan salat tahajud. Berdasarkan QS Al-Isra:79, Allah menjanjikan maqāmam mahmudah—derajat yang tinggi—bagi yang rutin bangun malam dan salat tahajud. “Jadi kalau mau diangkat derajatnya, mulai dari sekarang cintai tahajud,” ujar Rektor Universitas UMMI Bogor itu menyampaikan materi tentang “Menggapai Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Budaya Islam”.
Bagi Rokhmin, Islam adalah agama produktivitas. Seorang muslim sejati tak akan menyia-nyiakan waktunya, karena ajaran Islam jelas: “Fa idza faraghta fanshab” (QS Al-Insyirah: 7). Begitu selesai satu urusan, langsung lanjut ke urusan lain.
Ia juga mengingatkan, remaja muslim yang benar-benar beriman adalah mereka yang khusyuk dalam salat, menjauh dari hal yang sia-sia, dan selalu membawa manfaat.
“Remaja muslim mestinya jadi garda terdepan dalam produktivitas, bukan yang sibuk rebahan atau overthinking enggak jelas,” tegasnya..
Dalam paparannya, Islam tidak sekadar ibadah, tapi sistem hidup untuk sukses dunia-akhirat. Maka, jangan remehkan kekuatan salat, tahajud, dan Alquran. Mereka bukan hanya menyelamatkan jiwa, tapi juga membentuk karakter remaja tangguh dan berdaya saing tinggi.
Lebih jauh, Prof. Rokhmin menekankan bahwa remaja muslim sejati adalah pribadi yang produktif, pantang menyerah, tidak menyia-nyiakan waktu, dan selalu berusaha bermanfaat bagi sesama. Mengutip hadits,
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia,” kutipnya dari hadits riwayat Imam Ahmad.
Beliau mengajak para remaja untuk terus belajar, membangun usaha, berani berbicara, dan menyebarkan inspirasi dengan narasi yang membangun
Menurutnya, jika seorang muslim ingin bermanfaat, maka ia harus cerdas, mau belajar, rajin bekerja, bahkan berani membangun bisnis dan industri.
“Orang yang bermanfaat pasti tidak miskin, tidak bodoh, dan tidak diam. Dia harus punya kemampuan bicara, public speaking yang mendorong perubahan dan membangkitkan semangat orang lain,” ujarnya.
Lebih jauh, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004 itu menekankan bahwa seluruh alam ini milik Allah, dan setiap detik kehidupan harus diorientasikan kepada-Nya.
“Kalau kita mengikuti petunjuk Allah, pasti berhasil. Rasulullah SAW memimpin negara, memimpin perang, tak pernah merasa lelah—karena semua dilakukan karena Allah,” tegasnya.
Ia juga mengajak untuk membiasakan shalat fajar dan subuh karena keduanya bukan hanya bernilai pahala luar biasa, tapi juga menjaga kesehatan fisik dan mental.
“Udaranya segar, tubuh sehat, dan pahala salat sunah fajar seperti bumi dan isinya,” ujarnya.
Lalu Rokhmin Dahuri mengajak remaja untuk menghayati makna doa duduk antara dua sujud: memohon ampun, rahmat, petunjuk, rezeki, kesehatan, hingga pengampunan.
“Doa ini mencerminkan visi hidup seorang muslim: kuat secara spiritual, sehat jasmani, mandiri secara ekonomi, dan siap memberi manfaat seluas-luasnya.”
Rokhmin Dahuri menyentil realitas remaja muslim yang kerap cemas, overthinking, dan tidak produktif. Menurutnya, semua rasa takut itu sebenarnya tidak perlu terjadi—asal kita memahami dan menghayati bacaan dalam salat.
"Doa duduk antara dua sujud saja sudah mencakup semua kebutuhan hidup manusia," ujarnya.
Dalam narasi spiritualnya yang hangat, beliau juga membedah makna dari doa di antara dua sujud yang begitu komplet mencakup ampunan, rezeki, kesehatan, hingga petunjuk. "Kalau kita paham makna bacaan salat, tidak akan ada lagi ketakutan soal rezeki, jodoh, atau masa depan," tegasnya.
Ia pun menguraikan delapan permintaan dalam doa tersebut:
- Rabbighfirli: Ampunilah aku
- Warhamni: Rahmatilah aku
- Wajburni: Cukupkanlah kekuranganku
- Warfa’ni: Angkat derajatku
- Warzuqni: Berilah aku rezeki
- Wahdini: Berilah aku petunjuk
- Wa’aafini: Sehatkanlah aku
- Wa’fu ‘anni: Maafkanlah aku
“Kalau seorang muslim sadar arti doa ini, mana sempat overthinking soal jodoh, kerjaan, atau masa depan?” tegasnya.
Ia menegaskan, berdasarkan pengamatannya, muslim yang disiplin dan khusyuk salatnya nyaris selalu tercukupi lima kebutuhan dasar: makan bergizi, sandang, papan, akses kesehatan, dan pendidikan anak. “Itu janji Allah, bukan asumsi saya,” katanya.
Prof Rokhmin juga merekomendasikan buku La Tahzan karya Dr. Aidh al-Qarni. Buku ini bukan sekadar motivasi, tapi terapi hati berbasis Al-Qur’an dan Sunnah yang telah membantu jutaan orang.
“Bekerjalah maksimal, berdoalah sungguh-sungguh, dan menangislah dalam sujud. Itulah kekuatan sejati seorang muslim,” tutupnya penuh makna.