Ikuti Kami

Sasar Anak Muda Blitar–Tulungagung, Didik Buka Peluang Kerja ke Jepang dengan Pembiayaan Penuh

Program ini mencakup seluruh tahapan, mulai dari pembelajaran, pelatihan, hingga keberangkatan ke Jepang.

Sasar Anak Muda Blitar–Tulungagung, Didik Buka Peluang Kerja ke Jepang dengan Pembiayaan Penuh
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Blitar sekaligus pimpinan pusat Asosiasi Lembaga Pelatihan Kerja Jepang–Indonesia, Didik Budianto, membuka kesempatan bekerja ke Jepang dengan dukungan pembiayaan penuh - Foto: Web DPD PDI Perjuangan Jatim

Blitar, Gesuri.id - Menjelang pergantian tahun, peluang kerja ke luar negeri terbuka lebar bagi generasi muda Kabupaten Blitar dan Tulungagung. Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Blitar sekaligus pimpinan pusat Asosiasi Lembaga Pelatihan Kerja Jepang–Indonesia, Didik Budianto, membuka kesempatan bekerja ke Jepang dengan dukungan pembiayaan penuh.

Program ini mencakup seluruh tahapan, mulai dari pembelajaran, pelatihan, hingga keberangkatan ke Jepang. Bahkan, peserta juga mendapatkan uang saku selama proses persiapan sejak pelatihan hingga keberangkatan, termasuk uang saku saat berangkat ke Jepang.

Kesempatan ini terbuka bagi masyarakat umum, khususnya warga Blitar dan Tulungagung. “Program ini kami rancang untuk menjawab persoalan pengangguran, terutama di usia produktif. Anak-anak muda harus diberi akses pada pekerjaan yang layak dan masa depan yang jelas,” ujar Didik Budianto, Rabu (31/12/2025).

Didik menegaskan, bekerja di Jepang tidak semata-mata soal penghasilan, tetapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusia. “Bekerja di Jepang itu bukan hanya soal gaji, tapi pembentukan karakter, disiplin, dan transfer teknologi. Ilmu serta pengalaman kerja inilah yang nantinya bisa dibawa pulang untuk membangun daerah,” tambahnya.

Saat ini, ungkap Didik, Jepang, tengah mengalami krisis tenaga kerja akibat penurunan angka kelahiran. Kondisi tersebut membuat negara itu membutuhkan ratusan ribu pekerja asing di berbagai sektor.

Dalam program ini, sektor kerja yang ditawarkan cukup beragam, meliputi pengolahan makanan, restoran, housekeeping hotel, manajemen pembersihan gedung, perawat atau kaigo, pembuatan kapal, petugas bandara atau ground handling, peternakan, pertanian, konstruksi, sopir bus, taksi, dan truk (besar maupun kecil), industri, serta perhotelan.

“Kebutuhan tenaga kerja di Jepang sangat besar dan tersebar di banyak sektor. Ini peluang nyata bagi tenaga kerja Indonesia yang mau dilatih secara serius dan profesional,” sebut Didik.

Untuk persyaratan, program magang terbuka bagi lulusan SLTA dengan batas usia 18–26 tahun. Sementara program Specific Skill Worker (SSW/Tokutei Ginou) diperuntukkan bagi usia 18–34 tahun. Pada sektor tertentu, terutama sopir, batas usia bahkan bisa mencapai 40 hingga 45 tahun.

Bertepatan dengan 18 tahun berdirinya lembaga pelatihan kerja yang dipimpinnya, Didik memastikan dukungan penuh terhadap peserta, termasuk pembiayaan hingga uang saku. Khusus sektor sopir, lembaga pelatihan bekerja sama dengan Japan Indonesia Driving School (JIDS) memberikan subsidi sebesar Rp5 juta per bulan selama masa pelatihan.

Quote