Ikuti Kami

Adian Minta Menteri BUMN Ungkap Siapa Mafia Alkes

Adin mempertanyakan siapa yang dimaksud mafia oleh Erik Thohir.

Adian Minta Menteri BUMN Ungkap Siapa Mafia Alkes
Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu.

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu menanggapi pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir yang mengatakan selama ini ada mafia yang membuat Indonesia terus menerus melakukan impor bahan baku obat dan alat kesehatan (alkes).

Adin mempertanyakan siapa yang dimaksud mafia oleh Erik Thohir. Anggota Komisi I DPR itu pun menyoroti kalimat yang bisa jadi clue untuk menunjukan siapa mafia di maksud, yaitu kalimat : "Mereka yang mendominasi".

Baca: Banteng Pati Sumbang 2 Hotel Bagi Karantina PDP ODP Covid-19

"Kalau ukuran mafia nya adalah dominasi Impor alkes dan obat maka bisa jadi hanya dua lembaga yang memenuhi syarat Dominasi yaitu BNPB dan BUMN. Apakah pernyataan Erik ini menyasar ke BNPB? Mungkin saja, Karena ada 19 jenis Alkes yang rekomendasi Impornya di keluarkan BNPB," ujar Adian.

Tapi, lanjut Adian, bisa juga Erick sedang menegur oknum atau BUMN di bawah kementriannya.  Namun, bisa juga pernyataan Erick itu menuduh dirinya, karena satu bulan lalu dirinya pernah meminta Pemerintah memudahkan impor Alkes walaupun  bukan importir dan trader.

"Dan sebagai calon tertuduh, setengah tertuduh atau berpotensi menjadi tertuduh maka anggap saja tulisan ini semacam hak jawab," ujar Adian 

Adian pun menjelaskan  mengenai apakah benar BUMN mendominasi impor Alkes dan Obat.  
Data yang didapat Adian menunjukkan  RNI impor 500.000 Rapid test dari Cina, Indo Farma impor 100.000 rapid test, Kimia Farma impor 300.000 rapid test. Total impor Rapid test sudah 900.000 buah. 

Berikutnya BUMN juga impor bahan baku untuk produksi 4,7 juta masker. Bio Farma impor bahan baku untuk 500.000 obat dari India untuk membuat Oseltamivir.

BUMN juga impor 2 juta Avigan. BUMN impor bahan pembuat 3 juta klorokuin. BUMN dan BKPM impor bahan baku APD dari China dan Korea. BUMN impor 20 PCR dari Farmas Roche Swiss. Dengan data itu sebenarnya BUMN salah satu yang mendominasi Impor alkes dan Obat.

Baca: 2 DPC di Gorontalo Dapat Penghargaan DPP PDI Perjuangan

"Aneh tidak? BNPB yang keluarkan rekomendasi Impor, BUMN ikutan mendominasi Impor tapi menteri BUMN nya sekarang bicara bahwa ada Mafia yang mendominasi Impor Alkes. Jadi sebenarnya siapa Mafianya Pak Menteri? Kalau impor Alkes harus ada rekomendasi sekian lembaga negara, apakah Pak Menteri ingin katakan bahwa Mafia-Mafia itu dapatkan rekomendasi juga?" ujar Adian. 

Atau mungkin, lanjut Adian, maksud Erick adalah memotivasi kita untuk memproduksi sendiri Alat Kesehatan dan Obat. Menurut Adian itu ide bagus, tapi sayang nya kita tidak punya kemampuan negosiasi dengan virus agar menunda infeksi sampai kita siap produksi alkes dan obat sendiri. 

"Jadi ide cerdas itu juga sedang berlomba antara kecepatan produksi Alkes dan Obat dalam negeri versus kecepatan penyebaran infeksi virus. Kira kira siapa yang menang?" ujarnya.

Adian pun menyatakan, kalau memang ada Mafia dan buktinya cukup, maka Erick disarankan segera lapor pada Presiden,  Polisi atau KPK. Jadi jangan cuma bicara ke Media saja dan membuat Rakyat dan Pelaku usaha saling curiga.

"Ini situasi di mana semua tertekan, jangan ditambah dengan tuduhan kanan kiri lagi. Jangan juga membuat importir dan trader yang mau impor jadi tidak berani karena takut di tuduh mafia sementara kebutuhan Alkes dan Obat untuk 260 juta jiwa itu tidak sedikit dan belum tentu Negara mampu memenuhi semuanya sendiri," tegas Adian.

Quote