Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, menyatakan dukungan terhadap rencana penggabungan tiga subholding Pertamina, yakni PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping.
"Komisi VI DPR RI mendukung PT Pertamina beserta subholding untuk melaksanakan rencana penggabungan operasional subholding PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping sebagai penyelarasan prioritas inisiatif perusahaan dan sejalan dengan arah kebijakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara)," kata Adisatrya, dikutip pada Minggu (14/9/2025).
Adisatrya menegaskan bahwa Komisi VI DPR yang membidangi BUMN juga mendukung konsolidasi sejumlah unit usaha yang berada di luar bisnis utama PT Pertamina (Persero).
Menurutnya, langkah tersebut penting agar Pertamina fokus pada bisnis inti di sektor minyak dan gas, serta energi terbarukan, sesuai arahan dan kajian bersama Danantara.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR, Rivqy Abdul Halim, turut memberi apresiasi terhadap rencana integrasi tiga subholding Pertamina. Ia menyebut rencana tersebut sebagai terobosan yang baik, sejalan dengan rencana merger antara Pelita Air dan Garuda Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan bahwa rencana integrasi hilir yang mencakup penggabungan operasional PT Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional, dan Pertamina International Shipping ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025.
Simon menjelaskan, setelah penggabungan, Pertamina akan lebih fokus pada bisnis inti, yakni sektor minyak dan gas serta energi terbarukan. Adapun sejumlah unit usaha yang berada di luar bisnis utama akan dipisahkan atau dilakukan spin-off dari Perseroan.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya berencana merampingkan jumlah BUMN beserta anak usahanya, dari lebih dari 800 menjadi sekitar 200 perusahaan.
Menurut Dony, langkah ini dilakukan agar perusahaan BUMN hanya fokus pada core business masing-masing. Pertamina, yang memiliki bisnis utama pada minyak dan gas, juga diketahui memiliki usaha rumah sakit hingga agen perjalanan.
"Jika perusahaan-perusahaan BUMN kembali ke core business-nya, perusahaan menjadi lebih sehat dan kuat," pungkasnya.