Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Ananta Wahana menganggap pernyataan mantan Presidan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam akun twiternya menyikapi tudingan politisi PDI Perjuangan Dwi Tandjung menunggangi aksi demo menolak UU Cipta kerja, dinilai tidak mendasar dan salah arah.
Sebab, pernyataan SBY yang menyasar Megawati dan Taufik Kiemas, menurut Ananta, justru bertendensi pada PDI Perjuangan yang melakukan tudingan kepada Partai Demokrat dan SBY menunggani aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja.
Baca: Dalang Kerusuhan, Andreas Minta SBY Jangan Kegeeran Dulu
“Pernyataan SBY yang membawa nama Ibu Megawati dan Pak Taufik Kiemas justru tidak mendasar. SBY mengomentari beberapa pernyataan kader PDI Perjuangan yang bukan sikap resmi partai,” katanya di Jakarta, Rabu (14/10).
Sebelumnya, dalam pernyataannya menanggapi tudingan politisi PDI Perjuangan Dwi Tandjung, SBY mengaku memiliki hubungan baik dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dan suaminya, Taufik Kiemas.
“Saya menghormati Ibu Megawati sebagai presiden sebelum saya, kakak saya, hubungan saya dengan almarhum Pak Taufik Kiemas juga baik, jadi gak ada masalah apapun,” tuturnya dalam akun twiternya.
Sementara bagi Ananta, setiap kader PDI Perjuangan punya hak untuk berpendapat. Tapi, sesetiap pendapat itu bukan menjadi sikap resmi politik partai, dalam hal ini PDI Perjuangan.
“Kami partai demokratis, setiap kader partai memiliki ruang untuk berpendapat, tapi jangan kemudian ditafsirkan dan disimpukan itu menjadi sikap politik partai. Tidak begitu,” jelas anggota Komisi VI DPR RI itu.
Baca: Demi Investasi, HIPMI Tegaskan Dukung UU Ciptaker
Lebih lanjut Ananta mengatakan, SBY bisa jadi terpengaruh giringan media sosial yang seakan-akan PDI Perjuangan menganggap Partai Demokrat (PD) menjadi penunggang demonstrasi menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.
“Kami menyayangkan pernyataan bapak SBY yang seolah-olah kami (PDI Perjuangan) menuduh beliau dan Demokrat menunggangi demo kemarin. Padahal kami tidak pernah melakukan itu,” tandas Ananta.
