Ikuti Kami

Hasto: PDI Perjuangan Menolak Keras Pragmatisme Pendidikan!

Hasto: Mendikbud Nadiem Makarim tidak paham bagaimana api perjuangan kemerdekaan bangsa lahir atas pemahaman sejarah.

Hasto: PDI Perjuangan Menolak Keras Pragmatisme Pendidikan!
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan PDI Perjuangan monolak keras berbagai bentuk pragmatisme pendidikan, termasuk menghilangkan mata pelajaran Sejarah dari Kurikulum SMA dan SMK. 

“Mendikbud Nadiem Makarim tidak paham bagaimana api perjuangan kemerdekaan bangsa lahir atas pemahaman sejarah, dan kemudian memunculkan kesadaran kritis untuk melawan penjajahan; melawan kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme, ” ujarnya dalam keterangan tertulis diterima Gesuri, Minggu (20/9). 

Baca: PDI Perjuangan Tekankan Pentingnya Pendidikan & Kebudayaan

Sejarah itu, lanjutnya, terang peradaban suatu bangsa. Sejarah, ujarnya, mempertemukan masa lalu, mengambil nilai, cita-cita dan akar kebudayaan suatu bangsa dari masa lalu, dirangkai dengan kondisi saat ini, dan terciptalah cita-cita masa depan sebagai satu benang merah sejarah peradaban bangsa. 

“Bung Karno dalam pembuangan di NTT dan Bengkulu, paling gemar mengajar sejarah. Sejarah yang membangun cita-cita kemerdekaan; sejarah yang mengangkat akar nusantara sebagai bangsa besar yang mewarnai peradaban dunia, ” ungkap Hasto. 

Untuk itu, Hasto menekankan PDI Perjuangan sangat menyesalkan bagaimana sosok seperti Pak Nadiem Nakarim memiliki kesadaran yang rendah tentang makna sejarah tersebut. 

“Kalau kita berkunjung ke Museum, seluruh kader PDI Perjuangan diajarkan suatu pesan: anda boleh meninggalkan gedung museum sejarah, tetapi jangan pernah meninggalkan sejarah. Suatu bangsa akan kehilangan masa depan apabila meninggalkan sejarah, ” Hasto menjelaskan. 

Baca: HUT 47 PDI Perjuangan & Pentingnya Pendidikan Karakter

Terkait itu, Hasto menegaskan PDI Perjuangan meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melihat pendidikan dalam pengertian luas, yakni pendidikan yang meletakkan dasar budi pekerti, pendidikan karakter bangsa, sebagai dasar dari kemajuan, dan dengannya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berjalan beriringan sesuai sejarah dan kebudayaan bangsa. 

“Belajarlah dari para pendiri bangsa. Belajar ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat dan berbagai belahan dunia lainnya, namun membumikan setiap pengetahuan pada akar sejarah dan kebudayaan bangsa, ” pungkasnya.

Quote