Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, I Ketut Suwendra, menyoroti persoalan serius yang tengah dihadapi para peternak ikan patin di Kampung Masjid, Pekanbaru, Riau.
Dalam kunjungan kerja Komisi IV yang ia ikuti, Ketut menemukan bahwa para petani ikan patin mengalami tekanan berat akibat tingginya biaya produksi yang tidak sebanding dengan harga jual di pasaran.
“Harga jual ikan patin hanya sekitar Rp17.000 per kilogram, sementara biaya pakan menyerap hingga 70 persen dari total ongkos produksi. Ini jelas menyulitkan peternak untuk mendapatkan keuntungan,” kata Ketut, dikutip pada Jumat (20/6/2025).
Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa masalah tersebut tidak hanya menjadi isu lokal, melainkan telah menjadi persoalan yang hampir merata di seluruh Indonesia.
Ia menyebutkan dua hambatan utama yang dihadapi peternak ikan, yakni mahalnya bahan baku pakan ikan dan kesulitan proses penjualan saat panen.
“Kami mendorong agar pemerintah segera turun tangan. Perlu ada skema subsidi untuk bahan baku pakan atau kebijakan lain yang dapat menekan biaya produksi. Jika tidak ditangani, para peternak ini akan mati perlahan,” tegas Ketut.
Selain itu, ia juga menyoroti ketimpangan pasar yang kerap terjadi saat musim panen. Menurutnya, banjirnya ikan dari sungai ke pasar saat musim hujan membuat harga jual ikan budidaya turun drastis.
“Persaingan makin berat, apalagi peternak ikan darat ini masih harus menanggung ongkos produksi. Sedangkan ikan dari sungai yang datang secara alami tidak menanggung biaya tersebut. Harus ada kebijakan pasar yang berpihak,” ucapnya.
Ketut juga menilai bahwa bantuan alat produksi pakan dari pemerintah sejauh ini belum efektif. Ia menyebut, produksi pakan skala kecil tidak berkelanjutan karena keterbatasan bahan baku yang tersedia.
“Saat ini yang dibutuhkan adalah langkah konkret. Pemerintah tidak bisa terus menunda. Ini bukan hanya soal ekonomi peternak, tapi juga soal ketahanan pangan nasional dan akses protein murah bagi rakyat,” pungkasnya.