Jakarta, Gesuri.id – Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berupaya mencari sumber pendapatan Negara baru di tengah buruknya perekonomian dunia akibat sentiment negatif perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Di tengah sentimen negatif perang dagang dunia, Indonesia dituntut kreatif mencari sumber-sumber pendapatan baru salah satunya dari perdagangan ekspor.
Melalui pendekatan kerjasama antar Negara dengan perdagangan ekspor merupaksn upaya yang gencar dilakukan. Peningkatan volume ekspor produk-produk unggulan seperti sawit dan batu bara adalah fokusnya, selain itu pemerintah juga tengah giat menggenjot ekspor produk hasil industri seperti lokomotif hingga bus.
Selain sisi komoditas, negara tujuan ekspor juga pemerintah Indonesia fokuskan. Salah satu yang tengah diseriusi adalah ekspor bus ke Bangladesh.
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Arlinda, fokus kerjasama saat ini adalah pengadaan bus buatan Indonesia
"Transaksi terbesar dari bus," kata Arlinda di kantor Kementerian Perdagangan akhir pekan lalu.
Perihal ekspor bus made in Indonesia ke Bangladesh tersebut, Arlinda mengatakan, awalnya terjadi pada sebuah pameran Industri RI yang mendatangkan investor dan pelaku usaha dari berbagai negara.
Menurut Arlinda transaksi itu disepakati ada sedikitnya 1.034 unit bus yang diekspor dari Indonesia ke Bangladesh.
"Jadi kita pameran di beli oleh mereka sebanyak 1.034 bus," bebernya.
Tak hanya bus, Bangladesh juga membeli lokomotif asal Indonesia. Total dari transaksi antara Bangladesh dan Indonesia dalam pameran yang sebelumnya disebut mencapai Rp 4,3 triliun.
"Pokoknya kita dapat transaksi hampir Rp 4,3 triliun antar ke 2 negara (RI-Bangladesh)," tandasnya
