Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Nusyirwan Soejono menegaskan langkah Presiden RI Joko Widodo yang menggratiskan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) bukan sebagai upaya untuk mendulang suara jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Dia mengatakan, langkah tersebut diambil dari hasil evaluasi sejak pertama kali Jembatan Suramadu beroperasi yang awalnya dibangun untuk menumbuhkan pengembangan wilayah di Madura.
Baca: Puan: Jokowi Gratiskan Tol Suramadu Dongkrak Ekonomi Madura
"Ternyata pertumbuhan ekonomi di wilayah madura ini tidak signifikan, ini hasil evaluasi. Maka jangan-jangan ini karena beban jembatan itu berbiaya. Setelah sekian tahun tujuan itu tidak tercapai ya sudah, evaluasi untuk digratiskan," ungkap Nusyirwan di Jakarta, Selasa (30/10).
Selain itu, penggratisan tarif tol Jembatan Suramadu merupakan salah satu program pembangunan yang tengah dibahas untuk APBN 2019 mendatang.
"Semua program-program yang akan dilakukan untuk 2019 harus dibahas sekarang. Kalau nanti ngomongnya setelah pemilu itu tidak boleh. Melakukan tidak ada programnya kok terus dibangun," kata ya.
"Jadi kalau dikaitkan dengan elektabilitas, dengan Pilpres, saya rasa jauh lah," tambahnya.
Presiden Jokowi resmi menghapus tarif tol jembatan Suramadu, Sabtu (27/10) lalu. Jokowi membantah kebijakannya dimaksudkan untuk mendulang suara di Pilpres.
Baca: Ara: Tol Suramadu Gratis Karena Bermanfaat Bagi Rakyat
Presiden Jokowi mengatakan, usulan untuk pembebasan biaya jembatan yang sebelumnya berupa Tol Jembatan Suramadu, sudah ada sejak tahun 2015.
Pembebasan biaya ini juga sudah dengan penghitungan dan menimbang masukan dari berbagai pihak, terutama tokoh masyarakat dan agama, maka Tol Jembatan Suramadu resmi berganti nama menjadi Jembatan Suramadu non tol.
